Jumlah Bissu, Pendeta Bugis Kuno di Masyarakat Lokal Kian Menyusut
- abc
Para Bissu itu, katanya, kini masih bertahan dengan bekerja sebagai petani atau membantu pelaksanaan upacara perkawinan.
Menurunnya jumlah Bissu dan memudarnya tradisi tersebut terjadi bersamaan dengan meningkatnya persekusi terhadap kaum LGBT di berbagai wilayah Indonesia.
Kaum LGBT mengalami pelecehan dan diksriminasi, termasuk upaya terapi gay dan pelarangan dan sensor terhadap konten terkait LGBT.
Pemerhati Bissu, Dasriana (tengah) mengkhawatirkan tradisi ini kemungkinan akan punah jika tidak dilindungi.
Istimewa.
Menurut Professor Sharyn Graham Davies, antropolog dari Auckland University of Technology Selandia Baru, tradisi Bissu dan konsep mengenai lima gender sudah menjadi bagian budaya Bugis paling tidak selama enam abad.
Prof Davies meneliti tradisi Bissu saat studi PhD dan menemukan bahwa tradisi serupa juga bisa ditemukan dalam masyarakat tradisional di Thailand, Malaysia, India dan Bangladesh yang mengakui gender selain laki-laki dan perempuan.