Sang Seniman Payung Kertas Legendaris dari Malang
- timesindonesia
VIVA – Seniman payung kertas asal Kota Malang, Rasimun memperoleh penghargaan sekaligus dinobatkan sebagai Sang Maestro Seni Payung Indonesia oleh Sri Paduka Mangkunegoro IX Kasunanan Surakarta dan Mataya saat acara Festival Payung Nasional yang digelar di Surakarta, dua tahun lalu.
Di usia 94 tahun ini, Rasimun masih memproduksi payung kertas legendaris miliknya. "Dalam satu bulan bisa produksi 100 payung," ujarnya kepada Times Indonesia, Senin (18/2/2019).
Rasimun yang dikenal dengan Mbah Mun ini mengaku sudah menekuni profesi seni payung kertas sejak tahun 1945, namun pernah berhenti sesaat. "Saya sempat jadi tukang becak saat gerakan G30S PKI," ujarnya.
Setelah kurang lebih dua tahun menjadi tukang becak Mbah Mun kembali menekuni seni payung kertasnya hingga saat ini.
Awalnya, payung kertas hasil kreasi Mbah Mun ini dijual di beberapa lokasi, yakni Gondanglegi, Kepanjen, Sumber Pucung, Batu, Karang Ploso, Lawang, Tumpang dan Singosari.
Atas keteguhannya berkreasi dan melestarikan payung kertas buatannya, kini payung hasil kreasinya bisa tembus pasar internasional.
"Sudah ada 11 negara yang berkunjung dan langsung datang ke tempat ini, untuk membeli payung saya. Ada yang dari Prancis, India, Malaysia, Tailand, Jepang, Inggris, Belanda, Australia, Amerika, Mesir, dan Cina," ujarnya lagi.