Debat Capres dan Riuh Ruang Cek Fakta

Kolaborasi 24 media dalam program cek fakta debat capres II bersama Google
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Lantai 45 Gedung Pacific Century Place mendadak riuh. Sore itu, tak biasanya di lantai paling atas perkantoran kelas premium di kawasan SCBD Sudirman itu ramai aktifitas. Maklum, itu hari Minggu, waktu umumnya karyawan kantoran berakhir pekan.

Tapi Minggu sore itu memang hari yang paling sibuk. Kantor Google Indonesia jadi tuan rumah bagi puluhan jurnalis dan aktivis untuk melakukan kolaborasi 'Live fact-checking' atau cek fakta langsung debat putaran kedua calon presiden 2019.

Pertama dalam sejarah? Bisa jadi. Sebab, memang belum pernah ada sebelumnya. Klaim itu setidaknya diucapkan jurnalis senior yang kini memimpin Google News Lab in the Asia-Pacific region, Irene Jay Liu. Menurutnya cek fakta umumnya dilakukan di newsroom media masing-masing, tidak seperti ini, berkolaborasi dengan media lain.

"Saya kira ini sejarah," kata Irene Jay Liu saat ditemui di kantor Google Indonesia, pada Sabtu, 16 Januari 2019.
   
Beruntung, tiga wartawan VIVA.co.id, Umi Kalsum, Renne Kawilarang dan Dedy Priatmojo bisa ambil bagian dalam Program 'Live Fact-checking' cekfakta.com, kolaborasi 24 media online arus utama bersama Google Indonesia. Walau kelihatannya rumit, tapi cukup menantang.

Program yang diprakarsai Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Mafindo dan Google News Initiative ini, membagi format tim fact-checker dari perwakilan jurnalis media sesuai segmen debat yang ditayangkan secara langsung di media televisi nasional.

Ada lima tim yang dibentuk dari 6 segmen debat. Tim pertama akan bertanggungjawab pada konten cek fakta pada paparan masing-masing capres di segmen 1. Tim kedua bertanggungjawab pada cek fakta konten debat segmen 2. Tim ketiga bertanggungjawab pada cek fakta konten debat segmen 3. Begitu seterusnya.

Tiba pada segmen ke-6 atau sesi kata pamungkas, kembali menjadi tanggung jawab tim pertama.

Proses verifikasi cek fakta ini juga melibatkan sejumlah ahli dan pakar dari beberapa NGO yang kompeten dengan tema debat, yakni dari Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Auriga Nusantara (NGO lingkungan), Center for Energy Research Asia (CERA), Yayasan Indonesia Cerah dan Institute for Energy Economics & Financial Analysis (IEEFA).

Beredar Isu BPJS Kesehatan Kelas II Naik Jadi Rp400 Ribu, Benarkah?

Para jurnalis melakukan cek fakta Debat Capres putaran dua di Jakarta, 17 Februari 2019

Foto: Situasi kerja tim cek fakta

Cek Fakta: Atlet Terseksi di Dunia Hobi Bercinta di Olimpiade 2024

Cara kerjanya, masing-masing tim yang terdiri dari 4-5 orang memantau jalannya debat dan mencatat setiap ungkapan atau paparan yang disampaikan kedua capres selama debat, terutama terkait klaim dan data yang disampaikan.

Tim hanya menampilkan fakta-fakta sesuai informasi yang diperoleh, tidak menyimpulkan apalagi membuat justifikasi dari setiap ungkapan capres selama debat.

Cek Fakta: Marselino Ferdinan Ogah Bela Timnas Indonesia di Putaran 3 Kualifikasi Piala Dunia

Setiap tim diwajibkan meng-input ungkapan capres yang akan diverifikasi ke dalam form Google docs yang sudah dibuat dalam bentuk kolom-kolom kerja. Form ini dapat diakses oleh semua tim dan ahli, sekaligus menjadi 'dapur' tim cek fakta.

Nah, untuk proses verifikasi konten debat ini, tim menelusuri semua informasi terkait klaim yang disampaikan calon selama debat. Informasi bisa diakses melalui website pemerintah, pemberitaan media mainstream atau data dan analisis para ahli.

Ahli yang terlibat dalam proses cek fakta itu juga bisa melampirkan data-data dan pendapatnya dalam kolom yang tersedia di Google docs. Semakin banyak sumber yang bisa digunakan untuk memverifikasi klaim capres, semakin baik dalam proses cek fakta ini.

Proses selanjutnya, tim akan membuat konten tersendiri terkait hasil cek fakta untuk ditayangkan di media masing-masing. Tautan berita cek fakta yang telah dipublikasi di media masing-masing kemudian diserahkan kepada Mafindo untuk diunggah di laman cekfakta.com.

Seperti diketahui, cekfakta.com merupakan sebuah sebuah proyek kolaboratif pengecekan fakta yang dibangun di atas API Yudistira oleh Mafindo dan bekerja sama dengan beberapa media online yang tergabung di AJI (Aliansi Jurnalis Independen) dan AMSI (Asosiasi Media Siber Indonesia) serta didukung oleh Google News Initiative dan Internews serta FirstDraft.

Adapun kolaborasi media yang terlibat dalam proyek ini adalah antaranews.com, beritajatim.com, bisnis.com, beritasatu.com, detik.com, dream.co.id, kbr.co.id, kompas.com, katadata.co.id, kontan.co.id, kabarmedan.com, kabarmakassar.com, liputan6.com, merdeka.com, Media Indonesia (Medcom), riauonline.co.id, republika.co.id, suara.com, tempo.co, tirto.id, timesindonesia.co.id, thejakartapost.com, theconversation dan viva.co.id.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya