Teror Bakar Kendaraan Terjadi Lagi di Semarang

Dua sepeda motor yang dibakar orang tak dikenal di Semarang.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA – Aksi teror pembakaran kendaraan kembali terjadi di Kota Semarang, Jawa Tengah. Kejadian menyasar dua unit sepeda motor milik warga di Kelurahan Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan, Semarang, Sabtu, 16 Februari 2019.

Pakar: Indonesia Masih Belum Aman dari Ancaman Terorisme

Dua unit sepeda motor yang dibakar adalah Honda Vario H 5733 AJW dan Honda Tiger H 3894 KM. Motor tersebut hangus terbakar dan rusak parah saat terparkir di sebuah rumah kos sekitar pukul 10.00 WIB. 

Polisi sendiri masih menyelidiki apakah kejadian pembakaran tersebut terkait dengan aksi teror sebelumnya. Sebab dari pola waktu, aksi pembakaran kali ini terjadi pada siang hari. Sementara kasus teror sebelumnya selalu terjadi saat dini hari.

Sekeluarga di Bogor Diteror, Satu Orang Tewas Mengenaskan

"Ini terjadi di waktu yang tidak lazim. Tapi dipastikan (dua unit motor) dibakar," kata Kepala Kepolisian Resort Kota Besar Semarang, Komisaris Besar Polisi Abiyoso Seno Aji. 

Aparatnya kini telah melakukan olah tempat kejadian perkara di lokasi kejadian. Untuk memburu pelakunya, polisi juga memeriksa kamera pengintai atau CCTV yang terpasang di sekitar lokasi perumahan Candi Prambanan Timur itu. 

Polisi Ringkus 5 Remaja yang Acungkan Senjata Tajam di Depan SMK Ma'arif NU Paguyangan 

"Siapa yang membakar sedang upayakan mencari dari CCTV di sekitar perumahan ini," jelasnya.

Susiani (41 tahun), anak pemilik kos Jalan Candi Prambanan Timur IV nomor 10 tersebut mengaku baru tahu kejadian itu setelah ramai warga yang tengah memadamkan api. Saat kejadian, posisi kosnya memang sepi karena banyak anak kos yang bekerja. 

"Itu motornya milik mas Dika dan mas Arda (anak kos). Kebetulan mereka sedang tidur," kata Susiani.

Warga yang sebelumnya ikut memadamkan kobaran api di lokasi juga tidak ada satupun yang mengetahui terduga pelaku. Usai memadamkan api mereka langsung melaporkan kejadian itu ke Polsek terdekat. 

"Tidak lihat siapa yang melakukan, tahu-tahu sudah ada kobaran api. Kita padamkan dengan alat seadanya," ujar Sutiman (70), salah satu warga. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya