Tanggap Darurat Erupsi Gunung Karangetang Sulut Diperpanjang
- ANTARA FOTO/Adwit B Pramono
VIVA – Meski guguran lava Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Provinsi Sulawesi Utara, mulai berkurang, status tanggap darurat tetap diperpanjang lagi.
Wakil Bupati Sitaro, Jhon Heit Palandung, yang memimpin rapat Komando Tanggap Darurat bencana Gunung Karangetang, menyampaikan status tangkap darurat awalnya sudah selesai 12 Februari 2019. Namun, saat rapat bersama Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) diperpanjang 13-26 Februari 2019.
“Penetapan status tanggap darurat waktu lalu, sejak tanggal 6-12 Februari 2019. Jadi sejak kemarin habis. Makanya kami melakukan rapat evaluasi apakah ini dilanjutkan atau dihentikan," kata Jhon dihubungi VIVA di Manado, Kamis 14 Februari 2019.
Ia mengatakan, masyarakat masih diimbau sebisa mungkin tidak melakukan aktivitas di luar rumah ketika berabu. Kendati demikian, sebagai langkah antisipasi pemerintah tetap menyediakan masker di setiap kantor kecamatan.
Material yang kian melebar juga menyebabkan beberapa area yang harus disterilkan. Selain itu, ada empat wilayah kecamatan yang berstatus tanggap darurat.
"Di antaranya, Kecamatan Siau Barat Utara, Siau Barat, Siau Tengah, dan Siau Timur. Kami masih terus mempertimbangkan. Bisa jadi status tanggap darurat satu daerah. Artinya, satu Pulau Siau, karena saat ini penanganan tidak hanya di empat wilayah itu," ujarnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Sitaro Bob Wuaten menambahkan, para pengungsi saat ini sebanyak 53 keluarga (190 jiwa) berada di beberapa titik. Sebanyak 33 keluarga (122 jiwa) berada di penampungan Paseng, 11 keluarga (39) di Sekolah GMIST Batubulan, dan 9 keluarga (29) di rumah-rumah kerabat.
“Dasar utama perpanjangan status tanggap darurat yakni menyangkut upaya penyelamatan dan keselamatan jiwa. Berdasarkan rekomendasi dari pihak PVMBG, pemerintah daerah memutuskan untuk memperpanjang masa tanggap darurat bencana erupsi Karangetang. Nantinya akan ada rencana aksi dalam rangka upaya penyelamatan bagi masyarakat dari ancaman erupsi Gunung Karangetang," ujar Wuaten.
Sementara itu, beberapa hal prioritas yang perlu dilakukan selama perpanjangan masa tanggap darurat ke depan. Pertama menyangkut jaringan listrik di Kampung Batubulan serta pembukaan akses jalur darat menuju Kampung Batubulan.
“Kami sudah melakukan survei bersama GM PLN Wilayah Suluttenggo. Memang untuk membangun jalur normal sangat sulit dalam waktu dekat. Makanya rencana jangka pendek, akan dikirim mesin pembangkit ke Batubulan. Untuk pembukaan akses jalur darat, akan dilakukan kerja bakti masal dari Nameng ke Batubulan dan sebaliknya," lanjut Wuaten. (ren)