Komnas Anak Dorong Wali Murid Lapor Guru Predator Anak ke Polisi
- VIVA/Lucky Aditya
VIVA – Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Aris Merdeka Sirait mengatakan, pihaknya bakal mengawal kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh guru olahraga berinisial IS di SDN Kauman 3, Kota Malang. Ia mendorong wali murid untuk melapor ke polisi atas dugaan pelecehan seksual ini.
"Kalau misalnya anaknya tahu sudah melaporkan ke bapak atau ibunya tapi tidak bertindak apa-apa, itu akan membuat anak semakin tidak percaya pada orangtuanya. Ini kejahatan luar biasa, laporkan ke polisi," kata Aris, Selasa, 12 Februari 2019.
Aris mengatakan, sanksi berupa penarikan IS dari SDN terkait ke Dinas Pendidikan tak menyelesaikan masalah. Ia meminta wali murid tak berkompromi dengan IS. Sebab, kabarnya ada puluhan siswa yang menjadi korban pelecehan seksual.
"Harus lapor polisi agar ada hukuman yang setimpal. Jadi tidak ada alasan untuk hanya menghukum memindahkan dari mengajar ke tidak mengajar. Bahkan sekolah dilarang menutupi kasus ini," ujar Aris.
Aris mengatakan, sekolah yang berusaha menutup-nutupi atau menawarkan penyelesaian masalah hanya dengan sanksi administrasi termasuk bagian tindak pidana. Disebutnya, membiarkan dan ikut serta mendukung terjadinya kekerasan seksual dapat dijerat dengan UU Perlindungan Anak No 35 Tahun 2014.
"Sekolah harus terbuka dengan kasus ini. Kami sesegera mungkin melakukan investigasi dan pendekatan terhadap keluarga. Minggu ini kita akan coba bertemu dan mengumpulkan orangtua wali murid," tutur Aris.
Sementara itu, dugaan puluhan siswi SD yang menjadi korban predator anak terungkap saat pertemuan wali murid dengan pihak sekolah di SDN Kauman 3 pada, 29 Januari 2019. Pertemuan itu dihadiri sekitar 20 wali murid. Beberapa dari mereka menangis menceritakan pelecehan seksual yang diterima buah hatinya.
"Awalnya kita disuruh komite sekolah untuk bertanya pelan-pelan ke anak. Ternyata benar ada bagian tubuh yang dilecehkan. Kami kemudian diajak pertemuan, banyak wali murid yang menceritakan serupa. Bahkan banyak yang menangis tak terima perlakuan IS," kata salah satu wali murid berinisial LY.
LY sendiri mengaku mendapat pengakuan dari anaknya pada Desember 2018 lalu. IS melakukan pelecehan seksual saat pelajaran olahraga di halaman sekolah. Kini rasa cemas terus menghampiri LY. Ia tak ingin kasus serupa terulang.
"Sekarang jadi lebih khawatir, was-was setiap kali anak saya bermain jauh dari rumah," ujar LY. (hyt)