Bagaimana Kepala Desa dari Minoritas Bangun Kerukunan Beragama
- bbc
Tak disangka, saat hari pemilihan, Sugeng meraup perolehan 52 persen suara, menang telak dari lawan-lawannya. Menurutnya, kemenangan itu tak lepas dari potret kehidupannya sehari-hari.
"Saya ini kan punya anak asuh yang berbeda agamanya. Mereka ada yang jadi pemuda masjid, tapi kehidupan kami bagus-bagus saja. Saya juga tidak pernah memaksa mereka masuk Kristen. Mungkin warga melihat itu," ungkapnya.
Jadilah kini Desa Nglinggi dipimpin oleh orang non-muslim. Untungnya, selama memimpin, Sugeng tak pernah menghadapi teror dari kelompok agama lain. Itu karena ia membentuk paguyuban kerukunan umat beragama. Dimana tokoh-tokoh agama kerap bertemu dan ngobrol .
Setiap kali ada peringatan hari raya keagamaan, semua pihak saling membantu dan mengunjungi.
"Saya sendiri sering hadir di pengajian, ikut tahlilan. Kalau Idul Fitri, saya mengkoordinir, jaga sepeda."
Namun demikian, kencangnya isu sentiman agama di media sosial jelang Pilpres, membuatnya ikut waswas. Apalagi baru-baru ini, ia memasang sembilan hot spot internet di desa yang tujuannya sebetulnya ingin menjadikan warganya melek internet.
"Wi-fi itu kan biar warga bisa jualan online, mempercepat komunikasilah. Selain itu supaya petani kalau mau mencari bagaimana mengatasi hama tanaman, tinggal buka internet. Tapi kita ajarkan juga etika bermedia sosial," imbuhnya.