Ketua PA 212 Jadi Tersangka, Novel: Kriminalisasi Ulama Lagi

Juru Bicara Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin.
Sumber :
  • VIVA/Ridho Permana

VIVA – Polisi menetapkan Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Ma’arif, sebagai tersangka dalam perkara pelanggaran Undang Undang Pemilu tentang kampanye.

Bahlil: Saya yang Usulkan Pilpres 2024 Ditunda Ketika Jadi Menteri Investasi, bukan Jokowi

Juru Bicara Persaudaraan Alumni 212, Novel Bamukmin, menyayangkan atas penetapan Slamet Ma’arif sebagai tersangka dalam kasus tersebut.

"Iya kami sayangkan tindak kriminalisasi ulama terjadi lagi, kali ini menimpa ketua kami, ketua PA 212," ujar Novel kepada VIVA di Jakarta, Senin, 11 Februari 2019.

Ajak Umat Islam Bersatu Pascapemilu, Habib Rizieq: Hormati Perbedaan Politik

Slamet Ma’arif memang diundang dalam kegiatan tablig akbar 212 yang diselenggarakan di Kota Solo, Jawa Tengah. Tapi, dia telah membantah bahwa kehadirannya di situ bukan sebagai tim sukses atau juru kampanye dari pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahudin Uno.

"Beliau seperti saya juga seorang mubalig menyampaikan tausiahnya karena emang diundang untuk berceramah dan beliau juga bukan jurkam atau timses," ujarnya.

Reuni Akbar 212, Habib Rizieq Suarakan Revolusi Akhlak dan Dukungan untuk Palestina

Novel menjelaskan, apa yang disampaikan Slamet Ma’arif itu hanya pesan-pesan perjuangan sebagaimana diamanatkan oleh ijtima ulama.

"Namun ada yang melaporkan ke Bawaslu dan Bawaslu menjadi super aktif dengan cepat bahkan mengarahkan kasus tersebut ke kepolisian," tuturnya.

Slamet disangka melakukan tindak pidana pemilu, yakni berkampanye di luar jadwal yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), KPU provinsi, dan kabupaten/kota, sebagaimana diatur dalam Pasal 280 ayat (1).

Pada Kamis, 7 Februari 2019, Slamet diperiksa di Markas Polres Kota Surakarta atas kasus dugaan pelanggaran tindak pidana kampanye berkaitan ceramahnya dalam kegiatan acara tablig akbar 212 Solo Raya pada 13 Januari 2019.

Slamet menolak tuduhan bahwa ceramahnya itu bermuatan kampanye politik. Dia berdalih bahwa itu hanyalah visi dan misi atau program salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya