Hari Keris 25 November akan Diusulkan ke Presiden Jokowi
- VIVA/Cahyo Edi
VIVA – Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto hadir di Rapat Kerja Agung Serikat Nasional Pelestari Tosan Aji (Senapati) Nusantara di Hotel Ros In, Yogyakarta, Sabtu, 0 Februari 2019 malam. Hasto hadir di Rapat Kerja Agung sebagai Sekjen dari Senapati Nusantara.
Dalam rapat kerja agung itu, Senopati Nusantara membahas sejumlah hal terkait pelestarian tosan aji. Salah satunya adalah mengusulkan penetapan Hari Keris kepada Presiden Jokowi.
"Raker Agung merumuskan langkah-langkah strategis ke depan yang akan dilakukan. Termasuk upaya untuk mengusulkan kepada Bapak Presiden Jokowi untuk menetapkan Hari Keris," ujar Hasto di sela sidang pleno Raker Agung Senapati Nusantara di DIY.
Hasto menyebut jika keris saat ini telah mendapatkan pengakuan sebagai warisan budaya dari UNESCO. Sehingga sudah selayaknya agar ada Hari Keris sebagai bentuk pengakuan terhadap keris sebagai warisan budaya nusantara.
"Sesuai juga dengan pengakuan dari UNESCO. Ini (Keris) adalah maha karya kita yang luar biasa. Generasi muda kita harus melihat maha karya itu dan melihat dari seluruh aspek kepribadian melalui produk Tosan Aji," kata Hasto.
Sedangkan menurut panitia Raker Agung Senapati Nusantara, Sukirman (34), Senapati Pamungkas mengusulkan beberapa opsi tanggal untuk penetapan Hari Keris. Opsi tanggal ini di antaranya adalah tanggal 25 November.
"Opsinya adalah Hari Keris diusulkan ditetapkan pada tanggal 25 November. Tanggal itu dipilih karena bertepatan dengan hari pengakuan UNESCO," tutur Sukirman.
Sejumlah langkah telah dilakukan Senapati Nusantara untuk mengesahkan 25 November sebagai Hari Keris. Di antaranya Senapati Nusantara sudah beraudiensi dengan Dirjen Kebudayaan Kemendikbud.
"Kami sudah beraudiensi dengan (Dirjen) Kebudayaan. Kita akan coba untuk mengusulkan kepada Pak Jokowi tentang Hari Keris ini," lanjut Sukirman.
Sukirman meyakini jika pemerintah bisa segera menetapkan Hari Keris akan banyak dampak yang dirasakan. Diantaranya dengan terdongkraknya ekonomi kreatif nasional.
"Ekonomi kreatif di bagian perkerisan pasti akan lebih berjalan. Ini sama halnya dengan industri batik nantinya. Paska ditetapkan Hari Batik, industri kreatif batik menjadi hidup. Artinya pengrajin (keris) pasti akan menjadi lebih hidup," kata dia.