NU Sebut Ahmad Dhani Berilusi soal Tuduhan Pendukung Nasakom

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Robikin Emhas.
Sumber :
  • Nu.or.id

VIVA – Nahdlatul Ulama mengklarifikasi tuduhan Ahmad Dhani yang menyebut bahwa organisasi Islam terbesar di Indonesia itu. NU menganggap ucapan Ahmad Dhani itu sesungguhnya didasari ketidakpahaman pada sejarah alias ahistoris sehingga menjadi seolah berilusi.

NU memang mendukung gagasan Sukarno ketika berkuasa tentang konsep politik nasionalisme, agama, dan komunisme (Nasakom). Namun itu bukan berarti NU mendukung komunisme. Tak tepat pula kalau itu dijadikan dasar bahwa NU akan menjadi pendukung Nasakom baru Joko Widodo memenangi pemilu presiden 2019.

"[pernyataan Ahmad Dhani itu] ahistoris dan ilusif," kata Robikin Emhas, Ketua Pengurus Besar NU, melalui keterangan tertulisnya pada Jumat, 8 Februari 2019.

"Perlu dicatat," Robikin mengingatkan, "NU bukan pendukung PKI." Setelah peristiwa pemberontakan oleh PKI pada 30 September 1965, NU bahkan terdepan menuntut pembubaran PKI. "Karena paham Islam ahlu sunnah wal jamaah dan visi kebangsaan yang dianut NU tak memberi ruang bagi tafsir PKI terhadap sila pertama Pancasila dan pemberontakan yang dilakukan PKI."

Sejarah mencatat, dukungan NU terhadap Nasakom pada era demokrasi terpimpin kala itu, selain atas pertimbangan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, justru sebagai bandul politik untuk membendung laju komunis, yang pengaruhnya makin meluas.

NU, menurut Robikin, menempatkan diri sebagai benteng Islam dari kemungkinan ancaman komunis. "Apalagi kala itu NU boleh dibilang sebagai satu-satunya kekuatan politik Islam usai pembubaran Masyumi karena terlibat [pemberontakan] PRRI/Permesta," ujarnya.

Dia mengingatkan, tak ada yang melarang setiap warga negara berpartisipasi dalam politik elektoral pemilu presiden maupun pemilu legislatif. Namun seyogianyalah partisipasi itu tidak dengan menyebarkan informasi bohong dan ujaran kebencian, melainkan menyebarkan kebaikan.

Ahmad Dhani Soal Nasakom baru

Terpopuler: Pria Tewas Usai Pijat Refleksi, Dualisme di Tubuh PMI hingga Pra Muktamar Luar Biasa NU

Ahmad Dhani mengaku mengkhawatirkan kemunculan Nasakom model baru, terutama pada aspek komunismenya. Sebab dia menuding Partai Demokrasi Indonesia sebagai penjelmaan Partai Nasionalis Indonesia yang dianggap mewakili kelompok nasionalis, sementara NU mewakili kalangan agama Islam.

Situasi sekarang, menurut Dhani, serupa dengan dahulu di masa kepemimpinan Sukarno ketika NU bersekutu dengan PNI. "Jadi kita harus tahu benar sejarah bahwa NU dulu mendukung Nasakom."

Angkat Sunhaji Jadi Anggota Kehormatan, Kasatkornas Banser: Biar Hadirnya Lebih Bermakna

"Banyak anak-anak NU," katanya, meskipun yang sudah di PB NU, enggak paham itu bahwa dulu yang dukung Nasakom bersama PKI dalam komunisnya itu PKI, itu (kelompok agamanya) NU. Nah, sekarang ini mereka sudah bergabung PDIP, NU, juga komunisnya." Baca: Ahmad Dhani Bicara Soal Nasakom Baru, NU Masuk di Dalamnya

 Bahlil Lahadalia Dilantik oleh Presiden Jokowi Menjadi Menteri ESDM

Bahlil: Saya yang Usulkan Pilpres 2024 Ditunda Ketika Jadi Menteri Investasi, bukan Jokowi

Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia kembali pasang badan untuk Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) bahwa dirinya yang mengusulkan ide agar menunda waktu Pemilih

img_title
VIVA.co.id
31 Desember 2024