Logo BBC

Kematian Taruna ATKP, Momentum Hapus Gaya Pendidikan Semi-militer?

Tersangka kasus penganiayaan taruna ATKP Makassar - (VIVA)
Tersangka kasus penganiayaan taruna ATKP Makassar - (VIVA)
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Yasir (Makassar)

Kasus kematian akibat dugaan budaya kekerasan senior-junior di lembaga pendidikan kembali terjadi. Metode pengajaran semi-militer pun didesak dihapus dari lembaga sipil, meski dianggap efektif memicu kedisiplinan.

Kematian Aldama Pangkolan (19), taruna junior di Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP), Makassar, yang diduga disebabkan penganiayaan kakak angkatannya disebut sebagai momentum besar perombakan pendidikan kedinasan bercorak militer.

Pakar pendidikan karakter, Doni Koesoema, menilai kasus kekerasan, bahkan yang berujung kematian, terus berulang di lembaga kedinasan milik pemerintah.

Menurutnya, sistem pendidikan ala militer juga cenderung menelurkan pejabat publik yang otoritatif, bukan abdi negara yang berwatak pelayan masyarakat.

"Harus ada evaluasi menyeluruh, bukan hanya akademi di bawah Kementerian Perhubungan tapi semua pendidikan kedinasan."

"Pendidikan model itu selalu menimbulkan budaya senior-junior, ada tingkatan dan jabatan. Itu bukan model yang baik untuk mencetak pelayan rakyat," ujar Doni, Kamis (07/02).

Namun Direktur ATKP Makassar, Agus Susanto, menilai kematian Aldama yang diduga meninggal dunia karena kekerasan fisik oleh seorang taruna senior tak berkaitan dengan gaya pendidikan di lembaganya.

Agus berkata, akademinya akan terus mengadopsi gaya pendidikan yang mengedepankan kedisiplinan dan keteraturan. Tujuannya, mencetak sumber daya manusia di sektor perhubungan yang sigap mencegah insiden lalu lintas.

"Mereka pada akhirnya harus disiplin, apalagi karena bekerja di penerbangan, bukan bicara menit tapi detik."