Logo timesindonesia

Kongres Bumipoetra Digelar di Jakarta, Ini Tujuannya

MS Ka"ban (FOTO: Yayat Cipasang/TIMES Indonesia)
MS Ka"ban (FOTO: Yayat Cipasang/TIMES Indonesia)
Sumber :
  • timesindonesia

Inisiator Bidang Politik Kongres Boemipoetra Nusantara Dr. MS Kaban menegaskan kegiatannya tidak ada kaitannya dengan menebar kebencian atau kembali membenturkan antara pribumi dan non pribumi.

"Kongres ini sangat ilmiah. Tidak ada rasisme atau mengancam kebhinekaan," kata Kaban saat jumpa pers di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (4/2/2019).

Tampil juga dalam jumpa pers Inisiator Bidang Ilmiah Dr. M.D. La Ode. "Mengangkat derajat Boemipoetra atau pribumi itu sangat dilindungi undang-undang internasional," tambah Kaban.

Pribumi atau Boemipoetra yang merebut kemerdekaan yang seharusnya berkuasa dan sejahtera malah tertinggal dan tersisihkan di negaranya sendiri.

"Bayangkan ekonomi Indonesia hanya dikuasai oleh kelompok 1 persen. Sebanyak 87 persen sumber daya alam tidak dikuasai Boemipoetra," kata Kaban.

Ketua Dewan Syura Partai Bulan Bintang (PBB) ini menyatakan, siapapun presiden yang terpilih nanti harus memiliki keberpihakan kepada Boemipoetra.

"Mengenai definisi Boemipoetra tidak harus diperdebatkan lagi karena sudah diakui PBB dan sangat ilmiah," ujarnya.

"Saya berharap Boemipoetra menjadi motor penggerak di negara ini dan menjadi tuan rumah yang sebenarnya di negaranya sendiri. Itulah tujuan dari kongres ini," ujar Kaban.

Dalam kesempatan yang sama La Ode mengatakan Kongres Boemipoetra Nusantara yang akan digelar 21-24 Februari 2019 di Asrama Haji Pondok Gede akan melibatkan perwakilan dari seluruh provinsi. "Dalam kongres ini juga akan ada Sumpah Pribumi," kata La Ode.

La Ode menerangkan, saat zaman kolonial, strata sosial Boemipoetra berada di urutan ketiga. Kini sesudah 73 tahun merdeka strata itu tak berubah.

"Pada era kolonial strata terbagi menjadi Belanda atau Eropa, Timur Asing kemudian Priboemi. Nah sekarang strata pertama adalah Pemerintah, China dan Priboemi," terang La Ode.

Priboemi dalam studi doktoral La Ode didefinisikan pendiri, pemilik dan penguasa negeri ini. "Kita harus kembalikan ke khittah, Priboemi adalah penguasa negara. Bukan yang lain," tegas Laode saat jumpa pers soal Kongres Boemipoetra Nusantara(*)