Banjir dan Tanah Longsor Manado Renggut 4 Korban Jiwa

Banjir dan tanah longsor menerjang Kota Manado
Sumber :
  • VIVA/Agustinus Hari

VIVA – Bencana alam berupa banjir dan tanah longsor menerjang Kota Manado, Sulawesi Utara, mengakibatkan empat korban jiwa, Sabtu 2 Februari 2019.

Rel Kereta Ambles 3 Meter Tergerus Banjir Grobogan, 7 Perjalanan KA Dibatalkan

Keempat korban jiwa itu adalah dua balita dan dua orang dewasa. Balita itu adalah Nathalia Lapian (1), warga Kelurahan Mahawu, Kecamatan Tuminting yang diterjang banjir. Korban kala itu bersama saudara kembar, Nathalia dan ibunya, Ria Bendah, berada di kamar.

Saat terjadi longsor, ibunya hanya sempat menyelamatkan saudara kembar Nathalia. Sedangkan, korban sendiri masih tertidur di ayunan. Akibat longsor itu, rumah keluarga pasangan Lapian dan Bendah hancur.

Banjir dan Longsor di Kendal, BNPB: 1 Tewas dan 264 Warga Mengungsi

Kemudian, Richard Patabone (5), warga Kombos Timur, Lingkungan III, meninggal karena terbawa arus sungai.

Sedangkan dua orang dewasa, Jon Duarmas (45), warga Kelurahan Taas, Lingkungan I, Kecamatan Tikala. Dia meninggal setelah tertimpa longsor.

Banjir dan Longsor Landa Kalbar, 1 Anak Dilaporkan Tenggelam di Sambas

Sedangkan korban terakhir, Surya Ekajaya Lahamendu (29). Pria yang dipanggil Dayat ini ditemukan sudah tak bernyawa terapung di lautan, sekitar 500 meter dari garis pantai antara Hotel Nusantara Dive Center (NDC) Manado dan Hotel Thalasa Dive Center (Barracuda), Kelurahan Molas Lingkungan III, Kecamatan Bunaken, Sabtu 2 Februari 2019.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Manado, Maximilian Tatahede, membenarkan empat orang meninggal dunia. Dia menyampaikan wilayah yang terdampak banjir ada delapan kecamatan dan lebih dari 20 kelurahan. 

“Tiga orang meninggal kemarin. Yang satu baru ditemukan siang tadi," kata dia.

Wali Kota Manado yang meninjau daerah banjir di Kelurahan Tuminting, dan ikut membantu mengevakuasi warga lanjut usia untuk mengungsi menggunakan mobil patroli.

“Kepada seluruh masyarakat terutama yang tinggal di bantaran sungai dan daerah rawan longsor dan banjir, saya harap segera mengungsi ke lokasi yang lebih aman. Sebab data BMKG curah hujan masih cukup tinggi selang dua hari Jumat dan Sabtu. Mari kita semua berdoa untuk keselamatan seluruh masyarakat Kota Manado,” ujar Vicky.

Saat banjir dan longsor, pihak PLN mematikan sebagian gardu-gardu yang ada di Manado mengakibatkan warga dalam kondisi gelap gulita.

“Kami sudah mulai menyalakan satu per satu gardu yang ada. Karena tidak bisa secara keselurahan mengingat beberapa daerah masih dalam kondisi tergenang dan ada tiang listrik yang roboh,” ujar Humas PLN Sulawesi Utara Tengah dan Gorontalo, Jantje Rau.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya