Waspada, Januari-Februari Puncak Bencana Banjir dan Longsor
- ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
VIVA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaannya terhadap bencana alam. BNPB menyebut dua bulan di awal tahun, yakni Januari dan Februari merupakan puncak munculnya bencana banjir, longsor dan puting beliung.
Kepala Pusat data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pada 31 Januari 2019 dan hari ini, 1 Februari 2019, bencana banjir dan longsor telah banyak memakan korban jiwa. Hal itu terjadi di tiga lokasi yang berbeda yakni Kalimantan Barat, Sulawesi Utara dan Surabaya.
"Bulan Januari dan Februari adalah puncak bencana banjir, longsor dan puting beliung. Lebih dari 98 persen bencana yang terjadi merupakan bencana hidrometeorologi selama Januari 2019," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Jumat 1 Februari 2019.
Sutopo menjelaskan curah hujan deras dan kondisi tanah yang labil menyebabkan longsor di Desa Medeng dan Desa Sungkung II, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat pada 31 Januari 2019 pukul 21.30 WIB . Longsor menyebabkan tiga orang meninggal dunia, dua orang hilang dan 11 rumah tertimbun.
Longsor juga terjadi di Kelurahan Mahawu Kecamatan Tuminting dan Kelurahan Tikalabaru Kecamatan Tilaka Kota Manado Sulawesi Utara pada 1 Februari 2019 pukul 08.00 WITA. Longsor menyebabkan dua orang meninggal dunia dan beberapa rumah rusaik berat.
Kemudian, Sutopo melanjutkan hujan deras yang berlangsung selama tiga jam menyebabkan banjir di beberapa titik. Salah satunya di Perumahan Citraland, Taman Puspa, Pakuwon, Bukit Palma di Kota Surabaya pada 31 Januari 2019 pukul 15.30 WIB.
Bencana banjir ini menyebabkan satu anak pelajar kelas 1 SMP YPPK Wiyung yang terseret arus masuk ke dalam gorong-gorong dan ditemukan dalam kondisi tewas.
"Masyarakat diimbau untuk selalu meningkatkan kewaspadaan menghadapi banjir, longsor dan puting beliung. Amati kondisi lingkungan sekitar anda. Orangtua hendaknya lebih meningkatkan mengawasi anaknya," jelasnya.
Dia pun menyarankan agar masyarakat khususnya anak-anak agar tak melakukan aktivitas di sekitar sungai. Alasannya, karena sering terjadi peningkatan debit sungai akibat hujan deras. Selain itu, kewaspadaan terhadap longsor juga perlu ditingkatkan.
"Beberapa tanda potensi longsor di perbukitan atau lereng antara lain adanya retakan tanah, timbulnya amblesan, munculnya mata air atau rembesan air di lereng, pohon miring, atau air sumur atau kolam tiba-tiba menjadi keruh," jelas Sutopo.