Komisi V Kritik Sistem Pembayaran LRT Palembang Pakai Uang Elektronik

Anggota DPR RI, Bambang Haryo Soekartono (tengah).
Sumber :
  • Sadam Maulana/VIVA.co.id

VIVA – Komisi V DPR RI mengkritik sistem pembayaran tiket Light Rail Transit (LRT) Palembang menggunakan uang elektronik atau non tunai. Kebijakan ini dianggap DPR RI justru mempersulit para penumpang.

Cara Meraih Untung dari Sistem Pembayaran Digital

Anggota DPR RI, Bambang Haryo Soekartono menjelaskan, jika kebijakan yang sudah diterapkan sejak 1 Desember 2018 itu mengakibatkan LRT tidak dapat dinikmati semua kalangan. Padahal, LRT dibangun demi kepentingan masyarakat.

"LRT ini muncul karena untuk kepentingan transportasi, mempermudah akses dari Bandara SMB II menuju kawasan Jakabaring. Lah kok malah dari Bandara-Jakabaring pakai kartu. Itu enggak efisien, harusnya dipermudah," kata Bambang, saat meninjau LRT, Rabu 30 Januari 2019.

Cara Atasi E-Money Kurang saat Masuk Tol, dan Mobil Baru Toyota

Bambang menjelaskan, tujuan dibangunnya LRT yang menelan anggaran mencapai hingga Rp10,9 triliun itu diharapkan dapat digunakan semua kalangan dengan memberikan kemudahan, salah satunya dari sisi pembelian tiket.

"Dengan diberlakukannya kartu elektronik, maka orang yang baru mau coba akan susah. Kalau orang tidak memiliki kartu elektronik berarti tidak bisa naik dong. Berarti gak bisa dinikmati semua kalangan," ujarnya.

Cara Mengatasi Saldo E-money Kurang saat Masuk Tol

Menurut Bambang, kewajiban membeli tiket LRT menggunakan kartu atau uang non tunai, hanya bisa diakses orang yang memiliki ekonomi cukup.

Sebab, untuk mendapatkan kartu, satu orang harus membeli kartu dengan harga Rp25 ribu dengan saldo nol rupiah atau kosong dan harus top up mulai dari Rp10 ribu. 

"Artinya untuk satu perjalanan awal satu orang harus menyiapkan setidaknya Rp35 ribu. Harusnya seperti di negara maju lainnya, di setiap stasiun kereta disiapkan jalur pembayaran tunai untuk memudahkan penumpang," jelasnya.

Bambang menilai, jika mau membuat aturan naik LRT pakai kartu elektronik, maka seharusnya dibuat juga jalur yang tunai. Baginya, pembayaran secara langsung itu harus tetap berlaku.

"Kalau memang diperlukan dua cara transaksi, menggunakan kartu elektronik dan tunai, kita akan usahakan. Yang penting masyarakat lebih dimudahkan untuk mendapatkan layanan," kata Kepala Divisi Regional III PT KAI, Anang Yoyo.

Cincin e-money.

Cincin E-Money yang Viral Disebut Hasil Evolusi, Ada tapinya

Viral, cincin e-money bisa untuk membayar tol dan belanja di Alfamart dan Indomaret. Smart ring itu dibanderol seharga Rp300 ribuan di marketplace.

img_title
VIVA.co.id
27 September 2021