Ada Jembatan Jokowi di Bekasi
- VIVA/Agus Rahmat
VIVA – Sejak kehadiran Presiden Joko Widodo di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi Jawa Barat pada November 2017, kawasan tambak mulai diberdayakan. Total lahan pertambakan sebesar 11 ribu hektare.
Ketika Jokowi meninjau pada 2017 itu, akses jalan masih susah. Karena harus melewati jembatan gantung untuk melintasi Sungai Citarum, yang menjadi akses terdekat menuju pertambakan udang di lokasi tersebut.
Akses lain sangat jauh dan memutar. Maka pada saat itu diinstruksikan ke Kementerian PUPR, agar membangun jembatan representatif.
Dua tahun berselang, pada 30 Januari 2019, Jokowi menyempatkan meninjau lokasi. Agenda utamanya adalah panen udang di tambak warga yang merupakan program perhutanan sosial. Di mana lahan milik BUMN diberikan ke masyarakat untuk dikelola secara produktif.
Akses untuk menuju lokasi semakin mudah dengan adanya jembatan yang lebih besar. Melintasi Sungai Citarum menuju area pertambakan udang, dan bisa dilalui kendaraan berat.
Meski sudah bisa diakses, masyarakat dan pemerintah belum memberi nama jembatan itu. Namun, sejumlah warga yang berada di bantaran sungai itu dan dekat jembatan itu, menamai Jembatan Jokowi. Alasan mereka, karena yang membangun adalah Presiden RI ke-7 itu.
Disinggung mengenai hal itu, Jokowi tidak mempersoalkan. Dia menerima saja kalau masyarakat yang menamakan jembatan itu dengan namanya.
"Ya kalau jembatan kecil-kecil gitu enggak apa-apa. Saya yang bagian kecil-kecil sajalah. Yang penting mobil sudah bisa cukuplah," kata Presiden Jokowi, di Muara Gembong, Rabu, 30 Januari 2019.
Jembatan itu kira-kira panjangnya 100 meter. Sementara lebarnya sekitar 5-6 meter, bisa dilalui oleh dua kendaraan roda empat. Tidak jauh setelah turun dari Jembatan Jokowi itu, maka akan terlihat hamparan tambak udang.
Jokowi menegaskan, jembatan itu memang sudah menjadi keharusan untuk dibangun. Karena ada proses produksi di seberangnya yakni pertambakan udang. Hasilnya harus dibawa ke seberang sungai, sehingga perlu infrastruktur yakni jembatan.
"Jangan sampai di sana ada produksi udang yang sangat melimpah seperti itu tapi mobil enggak bisa masuk. Lah ini yang sering kita (persoalkan), infrastruktur enggak siap padahal produksi siap. Sehingga menyebabkan produk ini menjadi mahal, karena aksesnya enggak ada. Harus mutar-mutar ke mana-mana," terang Jokowi. (ase)