Enam Ratus Paket Tabloid Indonesia Barokah Masuk Depok
- VIVA/Zahrul Darmawan
VIVA – Sebanyak 600 eksemplar tabloid Indonesia Barokah yang diduga berisi muatan provokatif ternyata telah masuk wilayah Depok, Jawa Barat. Bahkan 400 paket di antaranya ditemukan di Kantor Pos di kawasan Sukmajaya, Depok.
Koordinator Divisi Pencegahan Hubungan Masyarakat dan Hubungan Antarlembaga Bawaslu Kota Depok, Dede Slamet, mengungkapkan bahwa temuan itu bermula dari laporan Kantor Pos di Jalan Kerinci, Kecamatan Sukmajaya, pada Jumat, 25 Januari 2019.
“Di sana kami ketemu dengan kepalanya, Pak Slamet. Dijelaskan oleh beliau ada 400 paket yang masuk ke Depok. Paket-paket itu dikirim dari Kantor Pos Jakarta Selatan pada Rabu lalu,” kata Dede saat dikonfirmasi VIVA pada Sabtu, 26 Januari 2019.
Berdasarkan data si pengirim, kata Dede, sesuai alamat redaksi yang tertera pada tabloid itu, yakni di kawasan Bekasi. Tujuan si pengirim adalah sejumlah masjid di Kota Depok.
“Pada saat kami datang itu yang belum dikirim ke alamat tujuan ada 18 paket. Sisanya itu sudah disebar oleh Kantor Pos satu hari sebelumnya, yakni hari Kamis. Jadi sudah sampai ke sejumlah masjid-masjid,” katanya.
Bawaslu pun melakukan penyisiran ke sejumlah masjid. Hasilnya ditemukan beberapa tabloid di salah satu masjid di kawasan Sukmajaya. Di masjid itu, petugas menemukan enam eksemplar tabloid Indonesia Barokah.
“Setelah menerima laporan dari Kantor Pos, kami minta agar paket-paket itu ditahan dulu, tidak dikirimkan karena memang berpotensi mengundang provokasi dan lain sebagainya,” kata Dede.
Permintaan itu sejalan dengan instruksi Kantor Pos Jawa Barat yang mengimbau agar tidak menyebarkannya. Dewan Kemakmuran Masjid yang sudah menerima paket disarankan untuk tidak menyebar paket itu.
Menurut Dede, tak sedikit Dewan Kemakmuran Masjid yang menyerahkan tabloid itu kepada Bawaslu. “Kami mengimbau, mengajak masyarakat, agar tidak terpancing dengan isu yang ada. Tidak menyebarkan tabloid itu kepada masyarakat agar tidak terprovokasi,” ujarnya.
“Tabloid itu berpotensi menimbulkan perpecahan, bentuknya tendesius sekali. Kalau ada ditemukan kami minta untuk tidak disebarluaskan. Jadilah pemilih cerdas dan mengkroscek kembali dengan sumber terpercaya. Kami percaya pemilih Depok cerdas tidak gampang terpancing,” kata Dede.