Logo BBC

Erupsi Gunung Agung: Warga Lebih Takut Tinggalkan Sapi

Gunung Agung terus memuntahkan debu, November 2017 lalu, dan warga di luar zona berbahaya melakukan kegiatan seperti biasa dengan pemandangan di latar belakang berupa letusan Gunung Agung.-Getty Images
Gunung Agung terus memuntahkan debu, November 2017 lalu, dan warga di luar zona berbahaya melakukan kegiatan seperti biasa dengan pemandangan di latar belakang berupa letusan Gunung Agung.-Getty Images
Sumber :
  • bbc

Dokter di Puskemas Abang, Putu Agus Suryantara, mengatakan hingga saat ini belum ada laporan warga yang mengalami masalah pernapasan maupun sakit akibat abu vulkanis setelah erupsi beruntun pekan ini.

"Dampak secara signifikan secara kesehatan belum ada. Belum ada pasien yang secara spesifik mengalami gangguan pernapasan. Kalau panas batu pilek itu biasa," katanya.

Agus menyatakan ada kabar warga yang sakit dan bahkan hewan ternak meninggal akibat makan rumput atau minum air terkontaminasi abu vulkanik, tetapi dia tidak bisa memastikan kebenaran informasi itu. "Sebatas desas-desus saja," ujar Agus.

Untuk mengantisipasi hujan abu terjadi lagi, menurut Agus, Puskesmas sudah membagikan 10.000 masker ke puskesmas pembantu. Bukan dengan membagikan langsung ke warga.

I Gede Artha, Kepala Desa Datah, menyatakan hal serupa. Sebagai salah satu desa dekat dengan puncak Gunung Agung, warga sudah mengantisipasi jika gunung berapi tertinggi di Bali itu kembali erupsi, termasuk dengan memunculkan lava.

"Sejauh ini belum ada dampak besar. Masih sebatas hujan abu dan kami sudah siaga," kata Artha tanpa merinci lebih lanjut bagaimana kesiapan itu.

Ketika ditanya lagi, dia hanya menyatakan bahwa sudah ada beberapa desa untuk lokasi mengungsi warganya jika Gunung Agung kembali erupsi.