Pemerintah Dinilai Mau Manfaatkan Ba'asyir untuk Pemilu

Yusril Ihza Mahendra mengunjungi narapidana kasus terorisme Abu Bakar Baasyir (tengah) di Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, Jumat, 18 Januari 2019.
Sumber :
  • Dok. Yusril Ihza Mahendra

VIVA – Bebasnya narapidana terorisme, Abu Bakar Ba'asyir, menarik perhatian publik. Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah melihat ada kesan keraguan-raguan dalam bebasnya pendiri Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) itu.

Istri Andre Taulany Diduga Pernah Hina Prabowo Sakit Jiwa di Pilpres 2019

"Sinyal keraguan pertama yang dikirim adalah dasar daripada pembebasan itu sendiri. Karena ada yang mengatakan itu adalah hak dari Abu Bakar Ba'asyir. Kalau hak, ya bebas bebas saja," kata Fahri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin, 21 Januari 2019.

"Enggak perlu diklaim sebagai sesuatu yang menggunakan instrumen yang ada pada presiden berupa grasi atau rehabilitasi," tambahnya.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Fahri menilai ada keinginan juga dari pemerintah dalam memanfaatkan Ba'asyir untuk kepentingan politik. Sementara dia yakin Ba'asyir tidak akan mau dimanfaatkan untuk itu.

"Pemerintah itu semacam ada agenda mau pakai ini menjelang pemilu. Saya kira Abu Bakar Ba'asyir enggak akan mau dipakai untuk kepentingan pemilu," ungkap Fahri.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

Dia juga menilai pemerintah selama ini juga tidak jelas memposisikan Ba'asyir dalam konteks terorisme. Agenda pemberantasan terorisme dari pemerintah juga katanya tidak jelas.

"Pemerintah ini masih gamang dengan isu terorisme itu. Apakah Abu Bakar Ba'asyir itu pemimpin tertinggi dari Jamaah Islamiyah, itu juga sebenernya masih kacau. Enggak berani punya determinasi," kata Fahri.

 Bahlil Lahadalia Dilantik oleh Presiden Jokowi Menjadi Menteri ESDM

Bahlil: Saya yang Usulkan Pilpres 2024 Ditunda Ketika Jadi Menteri Investasi, bukan Jokowi

Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia kembali pasang badan untuk Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) bahwa dirinya yang mengusulkan ide agar menunda waktu Pemilih

img_title
VIVA.co.id
31 Desember 2024