Satu Kepala Kambing Hutan Dijual Rp80 Juta di Sumbar
- VIVA/Andri Mardiansyah
VIVA – Polisi dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Resor Agam, Sumatera Barat, membongkar sindikat perdagangan satwa dilindungi. Tersangka yang berinisial S (71), berikut barang bukti satu kepala satwa endemik Sumatera, kambing hutan Sumatera, disita.
Perdagangan satwa dilindungi itu terungkap, bermula dari laporan kasus penipuan. Seorang warga merasa ditipu oleh si tersangka S, karena uang yang dipinjam tak kunjung dikembalikan. Uang pinjaman itu digunakan tersangka untuk membeli kepala kambing hutan dari Kabupaten Pasaman seharga Rp13 juta.
Polsek Bawan, kemudian bergerak ke rumah tersangka. Di sanalah, barang bukti itu ditemukan. Untuk memastikan temuan itu salah satu satwa yang dilindungi, Polisi menghubungi BKSDA, dan memang benar itu kepala satwa langka.
Tersangka S sebenarnya ditangkap pada 13 Januari 2019, tetapi aparat baru merilisnya sekarang setelah penyelidikan dianggap selesai.
Kepala kambing hutan itu sudah sempat dibawa ke Jambi. Di sana sudah ada pembeli yang berminat. Tawar-menawar harga disepakati Rp80 juta. Namun, karena ada bagian kepala satwa penjelalah dan penakluk lereng terjal bernama ilmiah Capricornis sumatraensis itu yang cacat, transaksi batal. Tersangka kembali ke Agam tanpa uang.
“Itulah kemudian, kenapa tersangka belum sanggup membayar uang yang ia pinjam," ujar petugas Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Sumatera Barat resor Agam, Ade Putra, di Padang pada Senin 21 Januari 2019.
Tersangka mengaku sudah menjalani profesi itu sejak lima tahun terakhir. Bahkan, dia sudah kenal dekat dengan beberapa penjual dan pembeli lain dari sejumlah daerah. Selain kepala kambing hutan, tersangka pernah menjual kulit harimau. Dia warga Jambi, yang tinggal di Kabupaten Agam.
Tersangka melanggar pasal 21 ayat 2 huruf D tentang Memperniagakan, Memiliki, Menyimpan, dan Mengangkut Bagian-bagian dari Satwa Dilindungi. Dia diancam hukuman lima tahun penjara dan denda Rp100 juta. (asp)