Selama 2018, Polisi Selidiki 3.878 Akun Hoax

Diskusi publik pemilu, hoax, dan penegakan hukum.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ridho Permana

VIVA – Mendekati hari pencoblosan Pemilu 2019, polisi terus berupaya menangkal berita bohong alias hoax dan ujaran kebencian yang beredar. Terakhir, aparat berhasil mengungkap penyebar hoax tujuh kontainer kotak suara yang sudah tercoblos.

Sosialisasi Jasa Pengamanan Polri

Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Nusantara, Irjen Pol Gatot Eddy Pramono mengungkap, data konten hoax selama 2017 hingga 2018.

Menurut Gatot, ada beberapa kategori penyebaran hoax, baik di media sosial dan lainnya. Tentunya, mulai dari grup WhatsApp.

Cek Kesiapan Jalur Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Temuan Irjen Aan di Merak

"Selama 2017, ada sebanyak 255 akun asli, 357 akun semi anonim, 733 akun anonim. Sedangkan 2018, sebanyak 643 akun asli, 702 semi anonim, dan 2533 akun anonim. Jumlah konten yang diselidiki Polri, sampai bulan Desember 2018 sebanyak 3.878. Lebih dari setengahnya, berasal dari jumlah laporan tahun 2018," kata Gatot, saat diskusi Pemilu, Hoax dan Penegakan Hukum di Jakarta Pusat, Selasa 15 Januari 2019.

Gatot menambahkan, hoax makin bertebaran sejak Desember 2018. Kata dia, jumlah akun anonim melonjak 100 persen dibanding 2017. Pihak Polri akan terus memonitor kemunculan hoax yang bertebaran.

Irjen Dedi Pimpin Evaluasi Penggunaan Senpi, Cegah Kasus Polisi Tembak Polisi Terulang

"10 persen di antaranya dilakukan sidik. Selebihnya dilakukan proses pemblokiran, monitoring, dan pendalaman," ujarnya.

Kemudian, Gatot mengingatkan, hoax dengan menyuguhkan ujaran kebencian terkait isu sensitif akan memecah persatuan bangsa. Polarisasi berpotensi muncul dengan hoax ini.

"Menyebarkan berita hoax, ujaran-ujaran kebencian, apalagi yang diangkat isu-isu yang sensitif dapat memecah persatuan bangsa ini," ujarnya.

Hoax makanan mudah terbakar mengandung plastik

Ajak Mahasiswa

Satuan Tugas (Satgas) Nusantara bentukan Polri, mengajak para milenial atau mahasiswa untuk turut bersama-sama menangkal peredaran berita bohong atau hoax. Mahasiswa diharapkan mau ikut mendinginkan suasana jelang Pemilu 2019.

"Mahasiswa saya harap, tetap berperan aktif menjadi pendingin, mendinginkan, dan berpikir rasional," kata Wakasatgas Nusantara, Brigadir Jenderal Polisi Fadil Imran dalam Seminar 'Milenial Anti-Hoax' di Universitas Nasional, Jakarta Selatan, Selasa 15 Januari 2019.

Peran mahasiswa, kata Fadil, dinilai penting sebagai pendingan suasana jelang Pemilu 2019. Fadli berharap, mahasiswa sebagai generasi muda tidak terpancing dengan pemberitaan yang belum tentu kebenarannya.

"Jika ada berita hoax, cek dan ricek. Cek sumbernya maupun siapa orang yang memberitakan. Yang kedua, jangan hanya percaya satu sumber, ketika ada informasi di medsos, konfirmasi lagi ke media mainstream," ujar Fadil. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya