Tak Bisa Melaut, Nelayan Semarang Hidup dari Utang
- ANTARA FOTO/Aji Styawan
VIVA - Sejumlah nelayan di Kampung Tambaklorok, Kota Semarang, terpaksa menganggur akibat ombak tinggi yang terjadi di Perairan Laut Jawa, sejak sepekan terakhir. Mereka terpaksa menyadarkan kapalnya, tanpa pemasukan penghasilan.
Salah satu nelayan Sugiarto (43 tahun) mengaku sudah tidak melaut, sejak akhir Desember 2018 lalu. Situasi ombak yang tak kunjung normal, membuatnya menganggur hingga waktu yang tak pasti.
"Kalau nelayan memaksakan melaut, juga bahaya. Hasilnya juga tidak maksimal, karena ombak besar, ikannya sedikit," kata Sugiarto, Rabu 2 Januari 2019.
Nelayan yang telah puluhan tahun melaut itu mengaku sempat mencoba melaut, saat situasi ombak tinggi untuk mencukupi hidupnya. Namun, hempasan angin yang cukup kencang, membuatnya susah mengendalikan perahu menuju Laut Jawa.
"Cuaca buruk biasanya muncul mulai siang sampai sore hari. Kami akhirnya takut dan pasrah," ujar dia.
Untuk menutup kebutuhan hidup bersama keluarganya, dia terpaksa berutang mengandalkan pinjaman tetangga. Uang tambahan juga didapat dari aktivitas memperbaiki jaring dan kapal yang bocor di wilayah Tambaklorok.
"Sambil menunggu cuaca reda, kami memperbaiki jaring dan mengecat perahu," tuturnya.
Sementara itu, Analis Cuaca Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang, Shafira Tsanyfadhila menyatakan, cuaca perairan Laut Jawa dan Kalimantan bagian selatan pada Kamis besok, 3 Januari 2019, diprediksi mulai mereda.
Saat ini, ketinggian ombak Laut Jawa 1,25-2,5 meter, kecepatan angin mencapai 4,0 sampai 20 knot, serta cuaca berawan hingga hujan ringan. (asp)