Bencana Hampir Setiap Hari, Pemerintah Dikritik Tak Sadar-sadar
- bbc
"Bahkan di kabupaten, cuma dua persen saja. Gimana mau bergerak untuk isu bencana? Jadi harus dinaikkan jumlahnya," imbuhnya.
Persoalan lain, bagaimana menyebarkan informasi mengenai indikasi akan terjadinya bencana secepat mungkin kepada masyarakat. Kalau merujuk Jepang, kata dia, baik televisi maupun radio selalu menghentikan siarannya jika ada kabar potensi gempa besar atau tsunami.
Sementara di Korea Selatan, menggunakan telepon genggam untuk memberitahu informasi semacam itu. Sehingga peringatan dini langsung sampai ke masyarakat tanpa harus menunggu dari pemerintah daerah. Cara itu, menurutnya, bisa ditiru.
"Di Korea itu, kalau ada gempa semua handphone akan bunyi. Jadi misalnya ada peringatan gelombang tinggi, orang akan langsung tahu dan lebih waspada. Kan bisa pemerintah kerjasama dengan provider," tuturnya.
"Jadi pemda harus ambil alih berbagai bidang ketika menyangkut nyawa orang."
Meski begitu, Hening mengakui sangat sulit menyadarkan masyarakat akan ancaman bencana. Itu mengapa, pemda harus berulang kali mengingatkan tentang kesiapsiagaan bencana melalui berbagai pertemuan semisal gereja atau masjid. Sehingga mereka peka terhadap lingkungannya.
"Sosialisasi harus masif. Kan banyak cara contohnya di gereja, masjid. Di masyarakat sendiri harus dibiasakan membuka materi-materi penanggulangan bencana lewat akun resmi pemerintah."