MUI Pandeglang: Dengan Doa, Allah Akan Setop Aktivitas Anak Krakatau
- ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
VIVA - Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Pandeglang Tubagus Hamdi Ma'ani mengimbau masyarakat agar memaknai pergantian tahun 2018 ke 2019 dengan cara bersyukur pada Allah. Berkaitan dengan musibah tsunami yang melanda perairan Selat Sunda, dia menilai itu bukan karena Allah murka pada hambanya tapi sayang.
"Karena itu, Allah memberikan teguran," kata Hamdi saat diwawancara tvOne, Senin, 31 Desember 2018.
Hamdi berharap agar warga Pandeglang, umumnya rakyat Indonesia, lebih mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Dia pun mengajak mereka muhasabah, apakah 2018 ini mereka sudah melakukan yang terbaik atau belum.
"Apabila belum, maka di tahun yang akan datang, meningkatkan nilai-nilai keimanan, ketakwaan terhadap Allah," kata dia.
Hamdi pun menyampaikan pesan khusus kepada para pengungsi di wilayah Pandeglang atau Banten agar memaknai musibah ini sebagai teguran Allah sehingga para pengungsi lebih meningkatkan ketakwaan pada Allah. Dia meminta mereka memperbanyak doa.
"Tidak ada upaya yang bisa menyetop, atau menghentikan Gunung Anak Krakatau. Saya yakin dengan doa, Allah akan menghentikan aktivitasnya, karena doa adalah senjata para mukmin. Para muslim perbanyaklah doa. Yang semula kita beribadah pada Allah lalai menjadi meningkat," ujarnya.
Dia menambahkan bagi mereka yang ingin merayakan pergantian tahun hendaknya tidak berlebihan, hura-hura, membakar kembang api, atau petasan karena harganya puluhan juta dan bisa disebut sebagai perbuatan mubazir. Dalam suasana seperti ini, ia menyarankan lebih baik uang itu disumbangkan kepada para korban.
"Juga sebaiknya kita muhasabah diri dengan diisi ibadah-ibadah sesuai dengan edaran yang kita samalam. Pengajian, aktivitas-aktivitas yang bernapaskan ibadah," tuturnya.