PDIP Dorong Pengembangan Sistem Deteksi Dini Terhadap Bencana
- VIVA/ Eduward Ambarita.
VIVA - Minimnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap bahaya bencana, seakan membuka mata untuk segera membangun pusat penelitian terpadu.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, saat mengunjungi The International Research Institute of Disaster Science (IRIDeS) di Tohoku University, Sendai, Jepang, menyimpulkan bagaimana tempat itu menjadi laboratorium terkait ilmu pengetahuan tentang mitigasi dan penanganan bencana.
"Pusat penelitian gempa ini berfokus menjadikan pengetahuan dan ilmu teknik, serta sosial dari berbagai disiplin menjadi tindakan nyata yang sarat dengan pesan kemanusiaan, agar korban akibat bencana gempa bumi dan tsunami dapat diminimalkan," kata Hasto dalam keterangan tertulisnya yang diterima VIVA, Jumat 28 Desember 2018.
Hasto mengatakan, negara Jepang banyak belajar atas jatuhnya korban hingga 20 ribu orang meninggal pada saat tsunami melanda pada 2011 lalu. Adapun IRIdes dibentuk pascasatu tahun kejadian.
"Proses rekonstruksi berjalan cepat dan di beberapa tempat saat ini di bangun monumen. Salah satu contoh, di Sendai Airport yang saat itu rusak parah di kolom bangunannya ada penanda tinggi gelombang tsunami yang saat itu mencapai 3.2 meter.
PDIP sebagai satu-satunya partai yang memiliki Badan Penanggulangan Bencana sejak 2007 terus mendorong, pentingnya kerja sama Perguruan Tinggi antardua negara guna membentuk pusat penelitian gempa.
Kesadaran masyarakat harus disampaikan sejak dini, apalagi yang tinggal di kawasan rawan bencana. Hal ini diharapkan, bisa menjadi perhatian bersama, khususnya Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
"Seluruh sistem pencegahan dan deteksi dini terhadap bencana alam harus dilakukan oleh para ahli kita. Instrumentasi deteksi dini juga harus dikembangkan melalui kerja sama terpadu tersebut. Demikian halnya instrumen sosial dan sistem penanggulangan bencana, hingga upaya membangun kesadaran bahwa Indonesia berada di kawasan ring of fire dengan potensi bencana yang begitu besar," ujarnya. (asp)