Umat Katolik di Yogya Doa Bersama untuk Korban Tsunami Selat Sunda

Misa malam Natal di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus (HKTY) Ganjuran, Yogyakarta.
Sumber :
  • Daru Waskita/ VIVA.co.id.

VIVA – Ribuan umat Katolik di Yogyakarta melaksanakan misa malam Natal dalam suasana penuh kesederhanaan. Hal tersebut dilakukan untuk menghormati keluarga korban bencana tsunami baru saja menimpa masyarakat di Banten dan Lampung Selatan.

Antisipasi Bencana, Pertamina Bangun Jalur Evakuasi di Cilegon

Seperti di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus (HKTY) Ganjuran, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Misa malam Natal pertama yang dimulai pukul 17.00 WIB tak nampak pernak-pernik seperti perayaan Natal sebelumnya. Yang ada hanyalah lampu warna warni dan pohon Natal sederhana.

Pantauan VIVA, misa malam Natal pertama yang diperkirakan diikuti sekitar dua ribu umat namun justru melebihi dari perkiraan awal. Hal ini terlihat dari banyak umat yang terpaksa menggelar tikar tambahan di samping kanan dan kiri tenda tambahan yang telah disiapkan panitia.

Mengobati Trauma Tsunami Lewat Triathlon Lintas Alam

Romo FX Krisno Handoyo PR yang juga Romo Kepala Paroki Gereja HKTY Ganjuran yang memimpin misa malam Natal pertama tersebut Dalam pembukaan misa dia mengatakan, bahwa misa Natal 2018 ini penuh dengan kesederhanaan karena bangsa Indonesia sedang dilanda duka cita dengan bencana tsunami yang menyebabkan ratusan korban meninggal dunia.

"Hari ini saudara kita sedang dilanda duka akibat bencana tsunami. Mari kita mendoakan bagi saudara-saudara kita agar tetap tabah dalam menghadapi percobaan,"kata Romo Krisno mengawali misa malam Natal, Senin 24 Desember 2018.

Tiga Bulan Pasca Tsunami, Pantai Tanjung Lesung Dinyatakan Aman

Tak hanya doa yang dipanjatkan, Romo Krisno juga mengajak umat untuk menggalang donasi dalam kolekte kedua. Sehingga diharapkan dapat meringankan beban keluarga korban tsunami baik di Banten maupun Lampung Selatan.

"Kolekte kedua, mari kita bersama-sama turut meringankan beban dari saudara kita yang kini sedang menderita kehilangan saudaranya, orang tuanya dan orang yang dicintai akibat bencana tsunami dengan menyisihkan apa yang kita meliki,"pintanya.

Sementara dalam homilinya, Romo Krisno mengawali dengan sedikit bercanda dengan mengajak umat untuk berdiri dan mengucapkan 'Berkah Dalem' bagi yang umat yang disamping kanan-kiri dan depan belakang. Suasanapun tampak ceria dari sebelumnya yang tampak lebih tenang.

"Kenapa saya mengajak berjabat tangan dengan umat yang lain? Ini wujud kewaspadaan kita agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi. Bagi yang curiga umat membawa sesuatu kan bisa dilaporkan aparat keamanan karena keamanan tanggung jawab bersama bukan hanya petugas keamanan saja,"ujarnya.

Romo Krisno juga mengingatkan, iman umat katolik akan makna lampu pernak-pernik pada pohon Natal yang terkadang byar-pet. Terkadang iman terang, terkadang gelap bahkan ada yang 'pet-pet an'.

"Saya berharap usai mengikuti misa Natal ini iman kita tetap terang tidak lagi 'byar pet' bahkan gelap,"ungkapnya.

Dalam homilinya Romo Krisno juga mengatakan, saat ini banyak orang yang hanya mau menunggu bantuan orang lain dan tidak mau usaha, namun kelahiran Yesus ke dunia memberikan contoh bagi umat Katolik untuk lebih baik memberi dari pada meminta.

"Makanya memaknai Natal ini maka kita harus bisa memberikan pertolongan kepada sesama kita yang membutuhkan. Ada saudara kita yang sedang sudah di Banten dan Lampung maka umat katolik harus ikut bela rasa. Tidak hanya doa namun materi yang kita punya juga kita berikan kepada saudara kita membutuhkan,"ucapnya.

Sementara itu, meski umat Katolik yang mengikuti misa malam Natal ini di luar prediksi. Namun, selama misa Natal berjalan umat bisa duduk pada tikar yang disediakan oleh panitia termasuk tambahan kursi.

Dari pengamanan selama misa Natal berjalan tampak petugas kepolisian yang berseragam resmi maupun sipil, dari ormas-ormas kepemudaan dari agama islam, Paksikaton, Satpol PP hingga linmas serta pengamanan internal gereja HKTY Ganjuran.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya