Begini Rekayasa di KM 10 Tol Cikampek Atasi Kepadatan Libur Nataru

PENGATURAN PENGERJAAN PROYEK TOL JAKARTA-CIKAMPEK
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA – Kepala Bagian Operasional Ditlantas Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Sudarmanto mengatakan pihaknya menyiapkan rekayasa lalu lintas di KM 10, tepatnya di Simpang Susun Cikunir yang mengarah ke Tol Jakarta-Cikampek mengantisipasi kepadatan kendaraan arus mudik Libur Hari Raya Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 atau Nataru.

Reuni 212 Digelar Hari Ini, Polisi Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Simpang Susun Cikunir mempertemukan Tol Jakarta-Cikampek dan Tol Lingkar Luar Jakarta. Maka, apabila ada kepadatan lalu lintas di sana, kendaraan dari arah Jakasampurna yang belok ke arah Cikampek akan diluruskan menuju Pondok Kopi namun bersifat situasional.

"Kami luruskan yang arus dari Jakasampurna turun ke Cikunir itu kita luruskan ke arah Pondok Kopi keluar dan masuk tol kembali di Kalimalang," ucap dia saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu 22 Desember 2018.

Polisi Siapkan Contraflow Karena Diprediksi Terjadi Peningkatan Kendaraan Saat Libur Nataru

Ia menjelaskan, disiapkannya pengalihan arus lalin di sana bukan tanpa alasan. Pihaknya belajar dari arus mudik Idul Fitri 2018 lalu di mana pada kawasan tersebut adanya kepadatan lalu lintas.

Meski begitu, ia mengatakan tak akan ada rekayasa lalin untuk arus lalu lintas dari arah tol Dalam Kota, terlebih dari arah Cawang menuju Cikampek.

Simak Rekayasa Lalin saat Debat Pilkada Kedua di Ancol

“Karena kita belajar pengalaman Idul Fitri, jadi kami tidak mau nanti terjebak ada suatu stagnan trouble spot yang luar biasa sehingga menjadi komoditas. Prioritas kita adalah dari Cawang atau Semanggi. Kalau dari Cawang lurus ke arah Cikampek itu tetap ngacir terus, enggak ada masalah," katanya.

Adanya penghentian sementara proyek pembangunan di jalan tol KM 10 yang kerap menghambat laju kendaraan karena libur Nataru dirasa cukup membantu mengurangi kepadatan di sana. 

Namun, kepadatan diprediksi masih bisa terjadi di sana karena adanya titik pertemuan antar tol di sana yaitu dari arah Jakasampurna, tol dari Pondok Kopi, kemudian tol dari dalam kota.

“Jadi mestinya dua lajur, masyarakat memaksakan ada space dia masuk juga menghambat yang ke belakang,” katanya lagi. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya