Puluhan Jenazah Korban Tsunami Aceh Dimakamkan secara Layak

Penemuan kuburan masal korban tsunami 2004.
Sumber :
  • Dani Randi/ VIVA.co.id

VIVA – Total jumlah jenazah korban tsunami pada 2004 silam yang ditemukan di halaman rumah warga di Dusun Lemseunong, Desa Kajhu, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, berjumlah 45 kantong jenazah.

Deretan Film Mengangkat Cerita Tentang Tsunami, Ada Hafalan Shalat Delisa

Dengan rincian laki-laki 25 orang dan perempuan 20 orang. Empat di antaranya dapat diidentifikasi beberapa di antaranya atas nama Mariam Husin, warga Ule Jurong Baroh, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie. Mariam dapat diidentifikasi melalui KTP merah putih yang masih utuh.

Kemudian, petugas juga menemukan Surat Izin Mengemudi di kantong jenazah atas nama Sri Yunida. Sementara dua orang lainnya diketahui dari kartu mahasiswa yang masih melekat di pakaian atas nama Faizal Reza dan Burhanuddin.

Kilas Balik 20 Tahun Tsunami Aceh

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh, T Ahmad Dadek, mengatakan 45 jenazah itu akan dikuburkan di tempat pemakaman umum di desa setempat.

Namun, jenazah atas nama Sri Yunida akan diserahkan ke keluarga. “Sri Yunida akan diambil sama keluarganya,” sebut Dadek saat di wawancara wartawan, Rabu, 19 Desember 2018.

TASPEN Salurkan Dukungan Untuk Korban Tsunami Aceh Lewat Program Pensiun Yatim Piatu

Kuburan massal ini, kata Dadek, sebelumnya tidak diketahui oleh masyarakat sekitar. Sebab pada saat bencana tsunami terjadi, warga asli Dusun Lamseunong, Khaju, hampir semua jadi korban.

“Sekitar 85 persen jadi korban, karena daerah tersebut merupakan salah satu daerah terparah dampak gempa dan tsunami. Hanya sekitar 15 persen warga yang tersisa dan mengungsi ke daerah lain,” katanya.

Lokasi ini adalah bekas kuburan massal yang dibuat oleh para relawan, pada masa darurat pasca tsunami. Sehingga, tidak ada tanda yang diberikan karena darurat.

Sementara itu, seorang warga, Muhammad Yahya (73) mengatakan, lokasi penemuan jenazah tersebut awalnya adalah kebun kosong yang telah ditinggal oleh pemiliknya.

Yahya tidak menyangka, jumlah jenazah yang ditemukan terus bertambah. "Saya tidak menyangka akan banyak sekali, awalnya cuma dua mayat," ujarnya.

Sebelumnya, pemilik rumah sedang menggali tanah untuk memperbaiki saluran air. Namun, ia kaget saat menggali menemukan jenazah yang terbungkus plastik hitam.

Mengetahui bahwa itu mayat, pemilik rumah langsung melaporkan hal itu ke kepala desa setempat. Kemudian dilakukan penggalian menggunakan alat berat.

Semua kerangka berbalut plastik hitam lalu dikumpulkan satu per satu dan selanjutnya dikafankan secara Islami untuk dikuburkan kembali. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya