Ekstremis Disebut Menyasar Indonesia Setelah Hancurkan Timur Tengah
- VIVA/Eduward Ambarita
VIVA – Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP, Zuhairi Misrawi menilai, kemajuan Islam di Indonesia banyak dipengaruhi faktor ideologi Pancasila yang tertanam sejak lama.
Saat berbicara dalam forum konsolidasi kader PDIP se-Sumatera Utara di Kabupaten Asahan, Minggu 16 Desember 2018, intelektual muda Nahdlatul Ulama itu mencontohkan kegagalan negara Islam yang dilanda konfilik, karena tidak mempunyai perekat ideologi sesuai dengan karakter bangsa mereka.
Terkikisnya pemahaman kebangsaan itu, terutama di negeri-negeri Muslim di kawasan Timur Tengah, katanya, justru menyuburkan kelompok-kelompok ekstremis dan radikalis.
"Fenomena radikalisme (dan) ekstrimisme, bukan hanya fenomena Indonesia. Ini terjadi di Turki, Arab Saudi, Mesir, Yaman, Suriah, Libya. Semua dunia Islam itu sedang hancur berantakan,” kata Zuhairi.
Pria yang akrab disapa Gus Mis itu mengungkapkan, ada upaya kelompok ekstremis memprovokasi konflik di Indonesia. Mereka getol menyerang Pancasila dan ingin menggantinya dengan ideologi lain, tak hanya melalui kampanye terbuka, tetapi juga dalam sarana-sarana ilmiah-akademik seperti jurnal.
"Dan, mereka menyasar Indonesia. Salah satunya adalah menghancurkan rumah Pancasila, yaitu kita, PDI Perjuangan,” kata alumnus Universitas al-Azhar, Mesir, itu.
Dia menegaskan, tidak perlu ada lagi dikotomi antara Pancasila dan Islam. Kader PDIP diminta untuk melawan kelompok yang ingin memisahkan persatuan masyarakat, mengingat perjuangan pendiri bangsa menciptakan landasan bernegara tersebut.
Semua kader, menurutnya, harus lugas dan tegas menjelaskan bahwa jati diri PDIP adalah Pancasila. “Kalau kita berbicara Pancasila, maka sesungguhnya kita berbicara Islam, karena seluruh sila dalam Pancasila adalah nilai-nilai Islam,” katanya. (asp)