Jokowi Akui Malu Disindir Singapura dan Malaysia Soal Asap
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Salah satu alasan Lembaga Adat Melayu Riau Melayu (LAM) memberi gelar Datuk Seri Setia Amanah Negara karena di bawah Presiden Joko Widodo, persoalan asap bisa diselesaikan. Sebelumnya, selama 17 tahun masyarakat Riau setiap tahun mengalami bencana asap.
Setelah diberi gelar itu, dalam sambutannya Presiden Joko Widodo memaparkan cara apa yang ia lakukan sehingga persoalan ini bisa dituntaskan.Â
"Ini perlu saya buka, saya sudah janjian dengan Panglima TNI, Kapolri, Pangdam, Kapolda, Danrem, Kapolres, Dandim, janjiannya singkat. Kalau masih ada asap di Riau, yang saya ganti saya copot jelas siapa. Artinya kalau ada api asap misalnya di sebuah kabupaten, nah Dandim-nya tanggung jawab. Kalau tidak bisa menyelesaikannya itu diganti," ujar Presiden Jokowi, dalam sambutannya di Balai Adat Melayu Riau, Pekanbaru, Sabtu 15 Desember 2018.
Pentingnya unsur paling bawah, kata Jokowi, untuk menggerakkan masyarakat agar sama – sama bekerja. Setelah strategi itu diterapkan, termasuk dengan bantuan LSM, Jokowi bersyukur dalam tiga tahun terakhir ini tidak ada lagi asap.Â
Jokowi mengungkapkan, bagaimana negara-negara Asean selalu menyindir Indonesia yang tidak mampu menyelesaikan masalah asap ini.Â
"Saya malu, di dalam KTT ASEAN disinggung dua kali. Kita sebagai bangsa besar malu. Singapura menyampaikan. Malaysia menyampaikan. Kalau kita enggak bisa menyelesaikan malu sebagai bangsa besar," katanya menambahkan.Â
Sebelumnya, pertimbangan yang diberikan oleh LAM adalah kemampuan pemerintah di bawah Jokowi dan Jusuf Kalla, adalah penyelesaian asap.
"Setelah Tuan Presiden mengambil kebijakan menugaskan semua aparat, sipil, militer, Kepolisian pemda bahkan relawan juga ikut menanggulangi kebakaran lahan dan hutan ini. Dan sampai saat ini sudah 3 tahun asap tidak datang lagi ke negeri ini," ujar Ketum Dewan Pimpinan Harian Adat Melayu, Datuk Seri Syahril Abubakar, dalam sambutannya. (mus)