Stafsus Presiden Curiga Ada Aktor Intelektual Kasus Papua
- Puspen TNI
VIVA – Staf Khusus Presiden, Lennys Kogoya, curiga dengan aksi organisasi papua merdeka atau OPM, yang pada 2 Desember 2018 lalu yang membunuh puluhan pekerja jalan Trans Papua, di Kabupaten Nduga. Ia menilai, ada aktor intelektual di balik itu.
Lennys beralasan, mulai dari jalur suplai senjata yang masuk ke kelompok sipil bersenjata itu, hingga tragedi yang dinilai sebagai perayaan kemerdekaan mereka.
"Mulai tahun 2014, sejak Jokowi ke Papua, sampai 2017, setiap Desember, tidak pernah ada insiden di Papua. Tidak ada pengibaran bendera, semua tenang," kata Lennys, di Istana Negara, Jakarta, Senin malam 10 Desember 2018.
Memang sempat ada pertikaian pada jelang Natal beberapa tahun lalu. Namun konflik itu bukan oleh OPM seperti sekarang. Tetapi antara warga dengan aparat kepolisian. Sehingga dia melihat, sebenarnya sejak di bawah kepemimpinan Jokowi, OPM tidak bereaksi.
"Tapi kejadian kemarin (penembakan karyawan) itu enggak pernah terjadi. Makanya saya curiga, siapa yang bermain ini," kata putra asli Papua itu.
Dia mengaku, sebelumnya sudah turun ke Wamena. Tidak ada masalah di sana. Kawasan di dekat aksi penembakan itu juga, menurut dia pernah didatangi oleh Presiden Jokowi saat mencoba jalur trans Papua menggunakan motor.
"Presiden pernah naik motor di sana. Itu naik sedikit sebelah itu tempat kejadian. Terus pesawat dari Timika ke Nduga, pesawat masuk, Jokowi pernah masuk. Tapi aman-aman saja. Kenapa baru terjadi?," kata Lennys.
Disinggung apakah ada kaitannya dengan persoalan Pilpres 2019, di mana Presiden Jokowi kembali maju berdampingan dengan KH Ma'ruf Amin, Lennys tidak menampiknya. Hanya perlu dicari tahu oleh aparat terkait, dalam hal ini adalah BIN.
"Bisa juga terjadi. Termasuk mahasiswa di Jawa ajak demonstrasi, terus ada lawan ormas lagi maju. Ini lingkaran apa? Ini bukan peristiwa yang berdiri sendiri-sendiri. Talinya tidak terputus. Makanya kepolisian, BIN, dicek baik-baik persoalan ini," kata Lennys.