TNI Ungkap Janji-janji yang Dilanggar Kriminal Bersenjata Papua
- Dok. Pendam VXII/Cendrawasih
VIVA – Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB dianggap telah melanggar janjinya untuk tidak menyerang warga sipil. Nyatanya, puluhan orang yang dibunuh mereka di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, adalah pekerja bukan TNI seperti yang dituduhkan.
"Ternyata, sekarang mereka melihat itu memang bukan TNI, itu murni warga sipil yang bekerja. Ada alamatnya, dipulangkan ke keluarganya. Sekarang, ternyata terbukti bukan," ujar Kapendam XVII Cendrawasih, Kolonel Infanteri Muhammad Aidi, saat dihubungi, Senin 10 Desember 2018.
Karena itu, dia meminta tanggung jawab kepada KKB dalam hal ini Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang mengklaim melakukan penyerangan di kali Aworak, Kali Yigi, dan Pos TNI di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua itu.
"Apakah, mereka mau tanggung jawab minta maaf kepada keluarga? Apakah mereka sanggup mengembalikan nyawa orang yang sudah dia bunuh begitu saja?" kata Aidi.
Dia juga menilai, KKB melanggar janjinya terkait status zona tempur. Beberapa waktu lalu, kelompok tersebut mengklaim secara sepihak bahwa zona tempur bukan di Yigi, namun di kawasan Mbua sampai Habema.
Namun, mereka malah melakukan penyerangan terhadap warga sipil di Distrik Yigi, yang dinyatakan jelas bukan zona tempur. Untuk itu, Aidi mengatakan bahwa mereka sudah bergeriliya dan ditegaskan tidak ada zona tempur jika situasi sudah seperti itu.
"Sangat tidak masuk akal, sangat konyol. Kalau ketemu di perkampungan, kita tempur, tapi kita bisa memilih sasaran terpilih, mereka tidak," katanya.
Sebelumnya, Panglima Daerah TPNPB Makodap III Ndugama Egianus Kogeya mengatakan, sejak 2 Desember 2018, pihaknya yang melakukan penyerangan di Distrik Yigi dan Mbua. Operasi tersebut dipimpin Komandan Operasi Pemne Kogeya.
Namun, mereka menegaskan, pihak yang mereka bantai adalah prajurit TNI. Hal itu berdasarkan pengamatan selama tiga bulan terhadap pekerja Jembatan Kali Aworak, Kali Yigi, dan Pos Mbua. (asp)