Mendagri Anggap Masalah Radikalisme Lebih Berat dari Pangan
- VIVA/Ridho Permana
VIVA – Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengapresiasi konsistensi Setara Institute membuat pemeringkatan Indeks Kota Toleran (IKT) yang dibuktikan dengan digelarnya IKT 2018.
Tjahjo mengingatkan, masih banyak tantangan bangsa Indonesia setelah 73 tahun merdeka, di antaranya bukan soal sandang, pangan dan papan, melainkan radikalisme dan terorisme. Ancaman ini dinilai berat, dan karenanya perlu kerja sama berbagai pihak.
"Tantangan bangsa ke depan ini setelah 73 tahun merdeka, bukan kembali ke masalah sandang, papan dan pangan; tantangan yang pertama soal radikalisme, terorisme. Ini ancaman yang berat sekali. Mari bersama-sama, bukan tanggung jawab polisi dan TNI saja, tapi semua," kata Tjahjo di Jakarta, Jumat, 7 Desember 2018.
Masyarakat harus berani menentukan sikap dan mengidentifikasi kawan dan lawan dalam menghadapi gejala radikalisme dan terorisme. "Yang anti-NKRI, Pancasila, kemajemukan, anti-Bhinneka Tunggal Ika, itulah lawan kita," ujarnya.
Tantangan selanjutnya, kata menteri asal PDIP itu, memberantas narkoba, selain juga korupsi. Persoalan perencanaan anggaran, bantuan sosial perlu jadi perhatian bersama. "Tolong cermati ini soal perencanaan anggaran, dana hibah, bansos, pajak, mekanisme pembelian barang dan jasa," katanya.
Berikutnya ialah masalah ketimpangan sosial, tingkat kematian ibu hamil, gizi buruk anak, penyakit malaria, dan lain-lain. (ase)