Peneliti Masjid Terpapar Radikal Bantah Lembaganya di Bawah NU
- ILC tvOne
VIVA – Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) membantah lembaganya berafiliasi dengan ormas Nahdlatul Ulama (NU). Bantahan ini menyusul anggapan bahwa hasil studi 41 masjid pemerintah terpapar radikalisme berasal dari lembaga P3M NU.
"P3M aja tidak ada NU-nya," kata Dewan Pengawas Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), Agus Muhammad dalam acara ILC, Selasa, 27 November 2018.
Agus menegaskan P3M tidak ada kaitannya dengan NU, bukan juga ormas di bawah NU. P3M merupakan lembaga yang lahir dari berbagai macam latar belakang ormas Islam. Didirikan tahun 1982 oleh mantan Rais Aam PBNU Kiai Sahal Mahfudz, KH Mahfud Suhasim, Gus Dur, Prof Dawam Rahardjo, Adi Sasono dan beberapa tokoh lainnya.
"Hanya saat launching (hasil riset 41 masjid radikal) di Gedung PBNU di Kramat Raya. Itu tanggal 8 Juli 2018," ujarnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Badan Intelijen Negara Wawan Hari Purwanto menyatakan pihaknya sama sekali tidak pernah melakukan penelitian terkait dengan polemik adanya 41 Mesjid di lingkungan pemerintahan (BUMN) yang terpapar radikalisme.
Data itu diperolehnya dari hasil survei lembaga Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat Nahdlatul Ulama (P3M NU) terhadap aktivitas khotbah di lingkungan mesjid yang berada di lingkungan pemerintahan.
"Jadi ini perlu saya klarifikasi, survei itu dilakukan oleh P3M NU yang hasilnya disampaikan kepada BIN sebagai early warning dan ditindaklanjuti dengan pendalaman dan penelitian lanjutan oleh BIN," kata Wawan di Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa 20 November 2018.