Tangkal Paham Radikalisme Lewat Perkemahan Rohis se-Indonesia

Konferensi pers acara Perkemahan Rohis di Kemenag
Sumber :
  • Kemenag RI

VIVA – Kementerian Agama akan menggelar perkemahan Kerohanian Islam Siswa SMA/SMK tingkat nasional III Tahun 2018 yang akan diselenggarakan di bumi perkemahan Juru Seberang Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada 5 hingga 10 November 2018.

Kemenag Hadiahi Juara MTQ Internasional Rp 125 Juta, Upayakan Pengangkatan jadi PNS

Direktur Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama, Rohmat Mulyana Sapdi mengatakan bahwa perkemahan ini bukan perkemahan biasa namun mengandung misi strategis demi menyalurkan ide-ide moderasi Islam ke kalangan pegiat Rohis di sekolah-sekolah.

"Selama ini kegiatan Kerohanian Islam di sekolah dicurigai sebagai tempat interaksi para penyebar ide radikal dengan para simpatisan kegiatan Islam," ujar Rohmat di Kemenag, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Kamis, 1 November 2018.

Ribuan Orang di Sumbar Daftar Jadi Calon Petugas Haji 2025

Menurut dia perkemahan Rohis ini untuk menyasar para pegiat kerohanian Islam yang sangat mungkin telah dijangkau oleh agen-agen radikal di Indonesia. Maka perkemahan ini diproyeksikan menjadi ajang deradikalisasi di kalangan pegiat Rohis.

"Diharapkan selama lima hari ini mereka memiliki sikap pandangan yang berubah, mempunyai wawasan lebih luas tentang pemahaman keagamaan," katanya.

Menteri Agama Datangi KPK Minta Pendampingan Dalam Pelaksanaan Ibadah Haji

Berdasarkan jajak pendapat tahun 2017, Wahid Foundation menyebutkan, hampir 60 persen peserta kegiatan kerohanian Islam (Rohis) di institusi pendidikan 'siap berjihad dengan jalan kekerasan'.

Survei itu digelar atas sekitar 1.626 orang di acara perkemahan Rohis yang diadakan Kementerian Agama, di Cibubur, Jakarta Timur, Mei 2017. Dalam pengumpulan data yang sama, 37 persen aktivis Rohis mengaku sangat setuju dan 41 persen sisanya setuju pada wacana Indonesia menjadi negara Islam.

Dalam kegiatan itu, Kemenag pun akan memberikan pelatihan dan pemahaman mengenai fiqih bermedia sosial karena saat ini banyak informasi hoax.

"Fiqih medsos, pemanfaatan terhadap siswa supaya tidak terjebak hoax, bisa menggunakan medsos dengan baik," katanya.

Pelajar yang mengikuti kegiatan tersebut berjumlah 1153 peserta, pendamping dan fasilitator dari 621 SMA/SMP dari 298 kabupaten/kota di Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya