Jannatun Korban Lion Air Lulusan Terbaik ITS, Dikenal Cerdas di ESDM
- VIVA/Nur Faishal
VIVA – Kematian Jannatun Cintya Dewi dalam kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 tak hanya meninggalkan duka bagi keluarganya, melainkan juga keluarga besar Kementerian ESDM, karena dia menjadi pegawai di kementerian itu. Perempuan 24 tahun itu dikenal cerdas oleh rekan-rekan kerjanya.
Itu sebabnya pejabat dan sejumlah pegawai Kementerian ESDM ikut melayat ketika jenazah Jannatun tiba dan dimakamkan di desa tinggal Almarhumah, Desa Suruh, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur, pada Kamis, 1 November 2018. Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Direktorat Hilir Migas Kementerian ESDM Yuli Rachwati juga hadir.
Berdasarkan cerita ibu korban, Surtiyem, Yuli menjelaskan bahwa Jannatun adalah lulusan terbaik Teknik Kimia di Institut Teknologi Sepuluh Nopember atau ITS Surabaya. Sempat bekerja di Bank Mandiri, pada 2017, Almarhumah ikut tes ASN dan diterima sebagai Analis Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi di Kementerian ESDM.
Yuli menyebut, Jannatun analis terbaik di Kementerian ESDM. Karena pintar dan cerdas, Almarhumah sering ditugaskan memonitoring pelaksanaan pencampuran B20 non-PSO Pertamina di berbagai daerah wilayah Indonesia. Nah, pada Senin, 29 Oktober 2018, Jannatun bersama dua rekannya di Kementerian ESDM, ditugasi monitoring B20 di Pangkalpinang.
Berangkatlah Jannatun dengan menumpangi pesawat Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkalpinang. Rupanya, pagi itu adalah hari terakhir Jannatun. Pesawat berpenumpang 189 orang itu jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat. Jannatun adalah salah satu korban yang jenazahnya kali pertama teridentifikasi.
Yuli mengatakan, setelah bertugas di Pangkalpinang, Jannatun akan berdinas di daerah lain. Tapi ajal keburu menjemput. "Jannatun memang sering saya ajak untuk melakukan pengawasan B20. Sebelum di Pangkal Pinang, dia juga saya ajak bertugas di Surabaya, Denpasar, Batam dan Wayame di Ambon," katanya kepada wartawan.