Suami Korban Lion Air ke Anak: Papa Jaga Kakak, Kakak Juga Jaga Papa
- VIVA/Zahrul Darmawan
VIVA – Aditya Irawan tak henti-hentinya memanjatkan doa untuk kebaikan sang istri tercinta, Yulia Silvianti yang merupakan satu dari ratusan penumpang yang tercatat dalam penerbangan maskapai Lion Air JT 610.
Seakan tak ingin larut dalam kesedihan, Aditya terlihat tegar menyambut sejumlah kerabat yang datang ke kediamannya di Jalan KH Ahmad Dahlan, RT 06/05, Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji, Depok, Jawa Barat, Rabu 31 Oktober 2018
Tak lama berselang, lantunan ayat suci Alquran yang dibacakan sejumlah kerabat terdengar dari balik ruang tamu rumah bercat putih tersebut. “Silakan masuk mas, mbak,” kata Aditya meladeni beberapa wartawan yang mendatanginya.
Dengan suara yang cukup pelan, Aditya menceritakan detik-detik terakhirnya bersama sang istri. “Dia kerja di Pangkalpinang sudah mau jalan 3 tahun. Biasanya Jumat atau Sabtu pulang, Senin berangkat lagi. Nah, hari itu (Senin) berangkat dari rumah jam 4 pagi, saya antar dari rumah. Saya enggak ada firasat apa-apa,” kata Aditya.
Sang istri, kata Aditya, biasanya akan memberikan kabar setelah pesawat mendarat. Namun, pada hari itu, Yulia, sama sekali tidak memberi kabar.
“Abis nganter itu saya kan kembali ngantor, jam 7 atau jam 8, biasanya udah ada kabar landing. Tapi waktu itu enggak ada kabar,” katanya.
Sekira pukul 08.00 WIB, Aditya akhirnya mendapat kabar jika pesawat yang ditumpangi istrinya itu ternyata mengalami kecelakaan. Aditya mengaku, dirinya yakin betul sang istri ada di dalam karena dia yang memesan tiketnya.
“Saya terus tanya ke teman yang lagi di kantor BPK, sudah landing apa belum. Kemudian karena penasaran saya ke Lion Tower, kebetulan dekat dengan kantor terus ke crisis center yang ada di Soetta. Dari situ kita
diarahin ke Halim. Sampai sekarang belum ada info lebih lanjut,” katanya.
Kini, Aditya hanya bisa pasrah. Ia mengaku lebih banyak menemani kedua buah hatinya yang masih kecil yakni Raisa (10) dan Yudistira (3).
“Kebetulan mertua saya sudah datang dari Purwokerto, udah tes DNA. Jadi kemarin itu udah langsung semua menyerahkan bukti-bukti, dokumen yang diminta, sekarang kita menunggu saja,” tuturnya.
Tegar demi Anak
Selain lebih banyak menghabiskan waktu bersama kedua buah hatinya, Aditya juga memilih menghindarkan diri membaca berita. Hal itu dilakukan kata dia, agar bisa lebih tenang.
“Ya, saya menghindari membaca berita, mendingan saya dengar beritanya udah pada akhir pencarian gitu, berita udah kekumpul semua. Selasa itu saya lihat foto istri saya udah ketemu, tapi kan itu enggak bisa diambil,” ujar dia.
Aditya mengatakan, sang istri memiliki banyak keinginan yang belum tercapai. Salah satunya adalah meneruskan pendidikan S3 di Universitas Indonesia.
“Istri saya kerja sebagai auditor BPK. Dia ingin terusin kuliah S3, dia pengen dekat sama anak-anak, makanya milih di UI. Rencana tahun depan, yang penting punya bahan untuk disertasi supaya cepat lulus,” kenang Aditya.
Dari kejadian ini, Aditya mengaku merasa sangat bersyukur memiliki dua buah hati yang menjadi alasannya tegar. “Saya sudah kasih tahu Raisa, dia kan yang paling besar kalau adiknya belum. Di sini saya melihat empati Raisa tinggi," kata dia.
“Jadi ketika saat disampaikan ada kabar mamanya jatuh dari pesawat, dia bilang ke saya. Aku enggak mau enggak punya mama, nanti yang jagain papa siapa, yang jagain aku siapa dan itu enggak sekali dua kali. Terus saya bilang, ya papa akan jaga kakak, kakak juga jaga papa,” tutur Aditya sambil tertunduk.
Kecelakaan Lion Air JT 610 terjadi pada Senin 29 Oktober 2018. Pesawat Lion Air JT 610 itu jatuh di perairan laut Karawang, Jawa Barat sekira pukul 06.13 WIB.