Empat Dokter Kementerian Kesehatan Jadi Korban Lion Air JT 610

Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek
Sumber :
  • VIVA/irwandi Arsyad

VIVA – Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek ikut menyampaikan rasa duka cita atas musibah jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta - Pangkalpinang di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin pagi 29 Oktober 2018.

Ternyata Pesawat Lion Air Jatuh di Manila Angkut Alat Medis COVID-19

Nila mengatakan, sebagian dari penumpang pesawat yang jatuh tersebut merupakan abdi negara yang hendak kembali ke Pangkal Pinang untuk masuk kembali bertugas.

"Turut berduka cita atas musibah yang terjadi. Kebanyakan yang kami lihat adalah abdi negara yang kembali bekerja," kata Nila saat menyambangi RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Senin malam 29 Oktober 2018.

Pesawat Lion Air Jatuh, Seluruh Penumpang Meninggal

Nila juga mengungkapkan sejumlah penumpang pesawat Lion Air tersebut merupakan tenaga medis dari Kementerian Kesehatan. Oleh karena itu, pihaknya perlu mendapatkan data akurat terkait korban.

Menkes sudah mendapatkan data manifest atau daftar penumpang dari pihak Lion Air, dan menemukan sejumlah nama tenaga medis tersebut.

Video Detik-detik Pesawat Lion Air Jatuh dan Meledak di Manila

"Kami dari Kemenkes melihat musibah terjadi pada empat dokter. Terdiri dari 1 dokter gigi dan tiga dokter, plus 1 staf kesehatan pelabuhan yang mau kembali ke Pangkal Pinang.

Satu dokter adalah dokter penyakit dalam yang baru lulus, yang dapat tugas mengabdi satu tahun di daerah, ditempatkan di Pangkal Pinang. Dua adalah dokter Puskesmas, 1 dokter gigi dan 1 dokter. Dokter gigi membawa suami dan anak, suaminya juga dokter. Itu berita yang kami dapat, kami berusaha mendapat data akurat, Kemenkes dapat musibah juga dalam hal ini," ujar Menkes.

Nila juga mengaku pihaknya masih menunggu hasil identifikasi terlebih dahulu untuk mengetahui soal tenaga medis dari Kemenkes yang menjadi bagian penumpang pesawat yang jatuh itu. "Bantuan pasti diberikan. Tapi kami ingin mendapatkan ketepatan, tak boleh dahulukan, terima kasih kerjasama dengan Rumah Sakit Polri. Di Tanjung Priok kami punya posko kesehatan pelabuhan, bersama Kepolisian Basarnas dan lain lain. Kita coba cari korban, siapa tahu masih ada yang bisa diselamatkan, kami berusaha itu dulu," ujarnya.

Identifikasi atas jenazah korban yang sudah dibawa ke Rumah Sakit Polri akan dimulai dengan pencocokan data ante-mortem dan DNA keluarga korban pada Selasa 30 Oktober 2018.

Kendati demikian, Nila berharap semoga masih ada penumpang yang selamat. "Saya masih berdoa penuh harap siapa tahu masih ada yang selamat," ujarnya. (ren)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya