Haedar Imbau Warga Muhammadiyah Tidak Ikut-ikutan Aksi Massa Besok

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, meminta semua pihak untuk menahan diri, dalam merespons kasus pembakaran bendera di Garut pada Senin 22 Oktober 2018 lalu. 

Muhammadiyah Turun Langsung, Ikhtiar Cegah Kerusakan Lingkungan Dengan Langkah Ini

Muhammadiyah, kata Haedar, sangat prihatin dengan persoalan tersebut. Namun tidak ingin masalah ini menjadi melebar, yang menyebabkan keretakan antarsesama. 

Haedar yakin, umat Islam di Indonesia selalu bisa menjaga keutuhan nasional. Banyak pengalaman pahit, menurut Haedar yang bisa menjadi pelajaran berharga bangsa. 

Terpopuler: Profil Ipda Rudy Soik yang Dipecat gara-gara Mafia BBM, Muhammadiyah Koreksi Suswono

"Hindari aksi-aksi yang dapat menambah persoalan menjadi bertambah berat dan dapat memperluas suasana saling pertentangan di tubuh umat dan bangsa. Beban bangsa Indonesia sungguh berat dengan berbagai masalah seperti korupsi dan kesulitan ekonomi, sehingga jangan ditambah dengan masalah baru," jelas Haedar. 

Ia juga menekankan, agar sikap saling memaafkan dipegang teguh. Menurutnya, sikap legowo dan tidak mencari cari alasan, perlu ditunjukkan. 

Profil 7 Kader Muhammadiyah yang Dipercaya Masuk di Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo

Juga penting mengedepankan jiwa ikhlas, saling meminta maaf dan memberi maaf dengan berlandaskan spirit ukhuwah sebagaimana yang diajarkan Islam. 

"Insya Allah tidak ada yang jatuh diri karena saling memaafkan, sebaliknya hal itu menggambarkan kemuliaan diri," katanya. 

Semua elemen bangsa, menurutnya sangat mencintai negaranya. Maka tidak boleh ada kelompok yang paling merasa nasionalis. Maka dalam situasi seperti ini, menurutnya adalah ujian nasionalisme itu sendiri. 

"Pada situasi seperti inilah terletak ujian mengamalkan ajaran Islam tentang ukhuwah, rahmatan lil-‘alamim,  tasamuh, dan tawasuth sesama umat Islam maupun bangsa Indonesia sebagaimana sering disuarakan sebagai karakter wasathiyah atau moderat yang didengungkan selama ini," jelasnya. 

Ada rencana-rencana aksi umat, terkait peristiwa di Garut tersebut. Hanya Haedar berharap, warga Muhammadiyah tidak ikut-ikutan, yang membuat situasi semakin memanas. 

"Khusus kepada warga dan seluruh jajaran di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah agar tidak melakukan aksi-aksi massa dalam merespons masalah pembakaran bendera tersebut," katanya. 

Tetapi, yang dikedepankan adalah menciptakan suasana yang tenang, damai dan tetap menjaga kebersamaan. Juga tetap terus memberikan pendidikan ke masyarakat. 

"Kepada pemerintah dan instansi terkait diharapkan dapat menyikapi dan menghadapi masalah ini dengan arif dan seksama, serta mencari solusi yang terbaik bagi keselamatan bangsa," katanya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya