PBNU: Tak Ada Ulama yang Anggap Baik Tulis Kalimat Tauhid di Bendera

Said Agil Siradj Kembali Terpilih Menjadi Ketua Umum PBNU
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

VIVA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Kiai Haji Said Aqil Siradj menjelaskan, mengenai kalimat Alquran yang dituliskan di bendera atau di suatu tempat lainnya. 

Kiai Said menjelaskan, mayoritas ulama dengan empat mazab itu berpendapat, menulis Alquran kalimat toyyibah di bendera, di tembok, pakaian, di atap rumah itu makruh, bahkan ada yang mengatakan itu haram. 

"Lebih jelas lagi, malah Khalifah Umar bin Abdul Aziz melihat ada orang yang menulis Alquran di tembok, ditempeleng oleh Khalifah. Itu padahal, orangnya terkenal sangat santun," jelas Said Aqil di kantornya, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu 24 Oktober 2018. 

"Begitu pula, haram membuat lukisan bertuliskan Alquran, Asmaul Husna, karena nanti takut akan menjadi sampah. Akan menjadi khawatir tak bisa menghormati," tuturnya. 

Menurut dia, beberapa ulama lainnya seperti Imam Nawawi, Raudhatul Tholibin, begitu pula Imam Syarwani dalam kitabnya, dan ada lagi Ibnu Taimiyah yang mengatakan kalimat toyibah ditulis di uang dan di tembok itu makruh. 

"Tidak ada ulama yang menganggap baik menulis kalimat tauhid Alquran di bendera siapapun. Bukan hanya HTI semuanya. Tidak ada ulama yang anggap baik menulis kalimat tauhid di bendera, karena takut kita tidak mampu menghormatinya," tuturnya. 

Sekretaris Jenderal PBNU, Helmy Faishal Zaini mencontohkan, kalimat tauhid ada juga di tulis dalam bentuk mata uang riyal baik bentuk logam maupun kertas.

"Kalau kita taruh di dompet, lalu kita masuk kamar mandi berarti kita sudah menghinakan. Lafaz-lafaz ini harus dijaga dengan baik," tutur Helmy.

PBNU Diminta Perbolehkan KH Miftachul Akhyar Pimpin MUI

Kemudian, contoh lain misalnya di Yaman, terjadi konflik politik dengan Saudi Arabia dan kemudian mereka melakukan pembakaran bendera Saudi Arabia. 

"Saya kira, tidak ada yang mengatakan mereka masyarakat Yaman, melakukan pembakaran kalimat tauhid atau menistakan kalimat tauhid. Karena itu, kami menolak segala bentuk mengatasnamakan agama ini untuk kepentingan politik, yang akhirnya justru menistakan makna agama itu sendiri," katanya.

PKB Diminta Kritisi Kerjasama PBNU-Korporasi Sawit
Sekretariat organisasi Hizbut Tahrir Indonesia Jawa Barat di Kota Bandung pada Rabu, 19 Juli 2017.

Guru Besar UMJ Ingatkan Gerakan Pro-Khilafah Masih Eksis di RI dengan Modus Baru

Guru Besar Ilmu Politik di Universitas Muhammadiyah Jakarta mengingatkan kepada seluruh pihak bahwa pergerakan kelompok pro-khilafah masih tetap eksis di Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
29 Februari 2024