14 TKI Asal Gorontalo Disiksa dan Tak Diupah di Kapal Ikan China
- Muhammad Tahir/Tarakan
VIVA – Empat belas tenaga kerja Indonesia asal Provinsi Gorontalo, yang bekerja di kapal ikan China, mendapat perlakukan yang tidak layak dari perusahaan mereka bekerja.
Selama bekerja dua bulan, mereka mengaku tidak diberi upah. Mereka juga mengalami kekerasan fisik dan ancaman di dalam kapal.
Laporan tvOne, enam dari 14 orang tenaga kerja Indonesia asal Gorontalo berhasil dipulangkan ke Gorontalo. Mereka langsung disambut oleh Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie, di rumah dinasnya.
Sementara delapan orang lainnya masih berada di Jakarta menunggu giliran untuk dipulangkan ke Gorontalo.
Ishak Lahasan, salah seorang TKI asal Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, menceritakan bahwa total ada 26 orang TKI asal Gorontalo, Sulawesi, dan Jawa, mendapat perlakuan yang tidak layak dari petugas-petugas kapal ikan China.
Selama dua bulan bekerja sejak Agustus 2018 di kapal, mereka diberikan makanan dan minuman tidak layak, hingga tak diberikan upah selama bekerja. Selain itu, mereka mengaku mendapat kekerasan seperti dipukul, ditodong dengan pisau saat bekerja, bahkan diancam akan dibuang ke laut.
Tidak tahan dengan ancaman dan kekerasan itu, mereka pun terpaksa balik melawan petugas di dalam kapal, hingga akhirnya bisa pulang ke Indonesia setelah mengancam akan membakar kapal tersebut jika mereka tidak dipulangkan.
Gubernur Gorontalo berjanji akan memberikan bantuan hukum kepada para TKI asal Gorontalo atas penyiksaan yang dialami. Pemerintah Gorontalo akan meminta pertanggungjawaban PT Jeava Maritim Internasional, selaku agen mempekerjakan para TKI ke kapal ikan China. (ase)