Satu Stasiun LRT Palembang Belum Rampung gara-gara Lahan
- VIVA/Sadam Maulana
VIVA – Moda transportasi Light Rail Transit atau LRT Palembang sudah beroperasi penuh sebelum pelaksanaan Asian Games 2018. Bahkan, pada pesta olahraga negara Asia itu, moda transportasi massal pertama di Indonesia menjadi salah satu yang tersibuk mengangkut para penumpang.
Meski telah beroperasi sejak lama, belum semua stasiun bisa digunakan. Saat Asian Games pun baru enam stasiun yang dibuka. Satu di antara 13 stasiun masih dibangun dan belum beres, yaitu Stasiun Garuda Dempo di Jalan Kolonel H Burlian.
Dinas Perhubungan Sumatera Selatan mengklaiim pembangunan stasiun itu sesungguhnya tinggal tahap akhir. Dinas menargetkan selesai dalam pekan ini dan bisa segera digunakan masyarakat.
Berdasarkan laporan Pejabat Pembuat Komitmen atau PPK LRT Sumatera Selatan dari Kementerian Perhubungan, pada stasiun itu sedang dalam tahapan pembuatan tangga dan eskalator serta pemasangan lift.
"Adanya keterlambatan penyelesaian ini perihal pembebasan lahan untuk pijakan tangga yang sempat menghalangi. Kami yakin ini bisa diselesaikan segera. Sebab tidak ada lagi masalah," kata Kepala Dinas Perhubungan Sumatera Selatan, Nelson Firdaus, pada Rabu 17 Oktober 2018.
Nelson menjelaskan, secara keseluruhan pengerjaan LRT sudah mencapai 98 persen dari seharusnya 98,5 persen. Terjadi deviasi karena depo LRT di Jakabaring juga belum selesai. Ditargetkan akhir Desember depo LRT sudah selesai.
Depo adalah lokasi parkir dan perawatan kereta. Sebelumnya sempat terjadi masalah dengan pembebasan lahan untuk pembangunan depo. Namun kini tinggal pengerjaan sinkronisasi teknologi.
Tidak hanya fokus pada penyelesaian pengerjaan LRT, Dinas sedang berdiskusi dengan Pemerintah Kota Palembang untuk feeder angkutan kota atau angkutan kota dalam provinsi (AKDP) agar diatur melintasi stasiun LRT.
"Sejauh ini direncanakan AKDP akan diposisikan di Stasiun Asrama Haji dan Stasiun Jakabaring. Paling penting itu adalah sosialisasi ke masyarakat. Sebab saat ini kesadaran masyarakat untuk beralih ke moda angkutan massal belum bisa sepenuhnya," ujar Nelson. (ren)