Kebakaran Gunung Merbabu Ikut Merusak Pipa Aliran Air Bersih
- ANTARA FOTO/Novrian Arbi
VIVA – Ribuan warga Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, terkena dampak kebakaran Gunung Merbabu. Pipa aliran air bersih yang berada di lereng gunung ikut terbakar.
Tidak hanya merusak ekosistem hutan di gunung berketinggian 3.145 mpdl, kebakaran juga mumutus jaringan pipa air bersih. Akibat kerusakan pipa untuk menyalurkan air bersih, membuat ribuan warga kesulitan untuk mendapatkan pasokan air bersih.
Sebanyak 280 kepala keluarga yang tinggal di Desa Batur kesulitan mendapatkan air bersih. Warga terpaksa harus antre di bak penampungan yang berjarak 2 kilometer dari perkampungan. Dengan jeriken 15 liter, dibutuhkan waktu lebih dari 1 jam agar dapat terisi penuh. Ini karena air yang keluar di penampungan juga kecil.
"Kalau air di bak penampungan habis, ya terpaksa cari di kampung lain. Jaraknya lebih jauh," kata Supardi, warga Desa Batur, Selasa 16 Oktober 2018.
Karena itu, warga berharap kebakaran di lereng Gunung Merbabu dapat segera ditangani. Penanganan yang saat ini sedang dilakukan diharapkan dapat segera memadamkan api.
Hingga kini penanganan masih terus dilakukan. Tapi, kobaran api meluas akibat embusan angin kencang di wilayah gunung.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Semarang, Heru Subroto, mengatakan, sulitnya petugas memadamkan api di Gunung Merbabu lantaran sulitnya medan ke wilayah lokasi yang terbakar. Apalagi angin yang bertiup kencang membuat semak belukar dan pohon kering terus terbakar.
"Untuk mencapai lokasi kebakaran perlu dua jam ke sana. Lagipula tim pemadam kebakaran tidak bisa mencapai sana," kata Heru.
Sekitar 80 petugas gabungan dari berbagai unsur mulai BPBD, SAR, TNI, Polri, relawan, dan warga sekitar hanya memakai peralatan manual untuk mengantisipasi kobaran api agar tak meluas. Ia menyebut, api membakar di daerah sisi barat, tepatnya area Getasan, Kabupaten Semarang.
"Tepatnya di antara pos 2 Thekelan dan pos 4. Di atas Basecamp Thekelan-Wekas Pakis. Penyebabnya belum tahu," ujarnya.
Laporan: Aditya Bayu/Semarang