Pencarian Korban Dihentikan, Warga tetap Mengais di Daerah Likuifaksi
- bbc
"Kami menyerukan warga yang ingin terus mencari, agar menghentikan juga usaha mereka. Karena jenazah itu keadaannya justru akan membahayakan kesehatan," kata Sutopo Purwo Nugroho, dalam jumpa pers BNPB, Kamis (11/10).
Itu merupakan jumpa pers terakhir yang dilakukan Sutopo sebelum menjalani kemoterapi untuk menangani kanker stadium lanjut yang menyerangnya.
Kelurahan Petobo, Balaroa dan Sigi adalah tiga kawasan di Palu yang bagai `hilang ditelan bumi` akibat likuifaksi atau peristiwa menggemburnya tanah, seakan menjadi cairan, membuat segala yang berdiri di atasnya, termasuk rumah-rumah dan penghuninya, amblas ke dalamnya, dan kemudian terkubur.
Belum jelas berapa jumlah orang yang lenyap akibat fenomena tersebut. Namun luas wilayah yang terkena likuifaksi itu cukup besar, seluas 181 hektare di Petobo, 40 hektare di Balaroa, dan 209 hektare di Jono Oge, Kabupaten Sigi.
Di lokasi-lokasi tersebut, pemerintah memusatkan upaya pencarian dan evakuasi menggunakan alat berat, dibantu juga oleh aparat keamanan dari TNI. Setelah dua minggu, upaya pencarian pun secara resmi dihentikan karena kondisi jenazah yang masih tertimbun itu bisa berbahaya bagi kesehatan juga akan terlalu sulit diidentifikasi.
Itu pula sebabnya, pemerintah merencanakan melakukan penyemprotan desinfektan menggunakan helikopter, di Petoba dan Balaroa, serta Jono Oge, pada Minggu (14/10) besok.
Kendati demikian, ratusan warga tetap saja datang mencari sanak saudara yang masih hilang.