Banjir Pasaman, Tim SAR Evakuasi Ribuan Warga

Sebagian korban banjir Pasaman yang dievakuasi di tempat penampungan sementara
Sumber :
  • VIVA/Andri Mardiansyah

VIVA – Hingga jumat malam, 12 Oktober 2018, tim SAR gabungan masih melakukan evakuasi terhadap warga terdampak banjir di 11 kecamatan yang ada di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat.

KPU Jakarta: 572 TPS Berpotensi Rawan Banjir

Bahkan, selain itu, pada hari kedua evakuasi, tim SAR juga menemukan satu korban tanpa identitas yang sudah meninggal dunia dan dua unit rumah yang terbawa arus.

Wonisari kinali, Simpang Tiga, Jambak Luhak Nan Duo, Kapa, Sasak, Batang Saman, Gunung Tuleh, Sungai Aur, Koto Sawah Ujung Gading, Ranah Batahan, Air Bangis Dan Parit, merupakan beberapa kawasan terparah yang direndam banjir. Bahkan, ketinggian air mencapai saat ini masih berkisar antara 50 hingga 200 sentimeter.

Ancaman Banjir Bayangi Pencoblosan Pilkada Jakarta

“Hingga malam tadi, kita masih melakukan evakuasi. Kemarin, satu korban kita temukan. Saat ini, kita masih fokus membantu dan mengevakuasi warga,” kata Koordinator Kantor Pos SAR Pasaman Barat, Zulfahmi di Sumbar, Sabtu 13 Oktober 2018.

Seluruh warga yang dievakuasi, lanjut Fahmi, diungsikan ke beberapa titik aman. Ada yang ke rumah kerabat, ada juga ke tenda-tenda pengungsian yang sebelumnya sudah didirikan.

1.687 Warga Terdampak Banjir di Periuk, Pemkot Tangerang Aktifkan 15 Mesin Pompa Air

Zulfahmi mengimbau, warga yang merasa keluarganya masih terjebak banjir untuk segera melapor kepada tim rescue, agar dapat sesegera mungkin dievakuasi. Apalagi, mengingat cuaca masih belum normal.

Diketahui Pasaman Barat, merupakan satu dari 11 kabupaten dan kota yang terparah dihantam banjir. Banjir ini disebabkan oleh curah hujan yang cukup tinggi sejak dua hari belakangan.

Curah hujan tinggi

Mengingat masih tingginya curah hujan beberapa hari terakhir ini dan diperkirakan berlanjut sampai bulan Desember 2018, Gubernur Sumatera Barat mengeluarkan surat imbauan yang ditujukan kepada seluruh kepala daerah.

Imbauan itu antara lain, agar bupati dan wali kota se-Sumbar meningkatkan kewaspadaannya terhadap kemungkinan terjadinya longsor, banjir, dan lain-lain akibat tingginya curah hujan.

Diharapkan, masing-masing daerah mengaktifkan posko penanggulangan bencana selama 1x24 jam setiap hari.

Kemudian, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait dengan daerah lain dan Pemprov diminta saling memberikan informasi kondisi di daerahnya masing-masing.

Diharapkan kepada masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan dan lembah untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya longsor. Direkomendasikan, jika curah hujan tinggi dan intensitasnya lama, agar segera mencari tempat yang tidak berisiko terdampak longsor dan banjir.

Lalu, kepada pengendara agar berhati-hati, karena jalan licin dan waspada jika melewati jalanan dengan kondisi kiri-kanan perbukitan dan lembah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya