Menteri Agama: Nilai-nilai Alquran untuk Revolusi Mental

Penyerahan piala juara MTQ nasional 2018
Sumber :
  • VIVA/Syaefullah

VIVA – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin merasa bersyukur bahwa kegiatan Musabaqoh Tilawatil Qur'an atau MTQ Nasional XXVII di Medan, Sumatera Utara, 7-12 Oktober 2018, bisa berlangsung dengan baik.

Menyentuh! Kisah Mualaf Davina Karamoy, Pemeran Rani dalam Sinetron Ipar Adalah Maut

"Tentu saya juga berharap, seusai suksesnya MTQ ini mari semakin memantapkan nilai-nilai Alquran untuk melakukan revolusi mental di tengah tengah masyarakat," ujar Lukman Hakim Saifuddin di Medan, Sumatera Utara, Jumat malam, 12 Oktober 2018. 

Lukman menjelaskan bahwa tujuan mulia mengikuti MTQ bukan semata-mata meraih juara dan piala namun lebih mulia dari itu adalah harapan bersama agar menjadi golongan ahlul quran dan bagian dari skenario dalam memelihara kalam sucinya di bumi nusantara.

Prajurit TNI Asal Jombang Ini Bikin Kagum, Hafal 30 Juz Al-Quran

Serta, kata dia, dapat meningkatkan upaya untuk memberantas buta aksara Alquran yang kini jumlahnya masih cukup besar.  

"Semoga syiar dan gema ayat-ayat ilahi akan terus membela dalam benak kita serta menerangi jalan kehidupan bersama," ujarnya. 

Buka Konferensi Internasional Alquran, Muhaimin Minta Doa Restu ke Ulama soal Jabatan Menko

Kemudian, kata dia, tujuan dari dari Musabaqoh Tilawatil Qur'an adalah lahirnya kesadaran terdalam akan pentingnya mencitai kitab suci Alquran, menginternalisakan dan mengamalkannya dalam kehidupan. 

Oleh karena itu diperlukan kontribusi seluruh komponen masyarakat dan jajaran pemerintah sehingga pascapenyelenggaraan MTQ akan berkembang iklim kehidupan keagamaan yang semakin kondusif bagi kokohnya ikatan persaudaraan, baik persaudaraan sesama umat seagama, persaudaraan sesama anak bangsa maupun sesama umat manusia.

"Kemajemukan bangsa kita selalu membutuhkan energi baru untuk menjaga dan merawat perbedaan dan keragaman kita," katanya. 

Menurut dia, sebagai negara bangsa yang menempatkan agama sebagai sumber kehidupan, perlu menggali nilai-nilai agama yang  diyakini agar dapat diamalkan sehingga kebersamaan hidup dalam satu wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia akan tetap terjaga dan dapat ditingkatkan. 

"Nilai-nilai beragama dan berbangsa sesungguhnya saling menopang dan saling menguatkan sehingga dapat tercipta sebuah kehidupan yang damai dan harmonis," katanya. 

Ilustrasi kekerasan seksual terhadap anak.

Tragis! Gegara Tak Hafal Surah Alquran, Bocah di Batam Dianiaya hingga Diikat Rantai Besi oleh Ibu Kandung

Dalam video singkat tersebut, bocah perempuan itu mengalami luka tragis usai mendapatkan kekerasan dari ibu kandungnya sendiri.

img_title
VIVA.co.id
15 November 2024