Heboh Buah Anggur Asal China Berformalin, BPOM Jambi: Tak Terbukti

Kotak-kotak kemasan buah anggur yang diimpor dari China
Sumber :
  • VIVA/Syafruddin Nasution

VIVA – Sekretaris Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi, Arsyad Nur menyampaikan hasil uji sampel anggur yang dikirim ke lab BPOM Jambi pada Selasa lalu, 9 Oktober 2018. Dari hasil pengujian tersebut, tidak ada ditemukan kandungan zat formalin di buah anggur produk impor dari China.

Tisu Mice Berubah Jadi Nano, Intip Strategi Azkia Diva Hadapi Gempuran Banjirnya Produk China

"Hasil ujinya keluar pada Kamis, 11 Oktober 2018 (sore). Ada tiga sampel anggur merah yang diuji dari lokasi yang berbeda," ujar Arsyad di Jambi, pada Jumat 12 Oktober 2018.

Sementara itu, Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan pangan, Yuhelza Liza menjelaskan bahwa buah anggur asal China, yang sempat membuat heboh karena diduga mengandung formalin. Namun, setelah dilakukan uji oleh Satuan Tugas Ketahanan Pangan di Laboratorium Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Jambi, hal itu tidak terbukti.

Trump atau Harris, Siapa yang Akan Lebih Menguntungkan bagi Tiongkok?

"Ya benar, dari uji sampel anggur merah tidak mengandung formalin," paparnya.

Yuhelza menceritakan, anggur tersebut didatangkan dari Medan, Provinsi Sumatera Utara dan diimpor dari China dan importernya legal. 

Bursa Asia Bervariasi Jelang Agenda Politik di China dan AS

“Anggur merah tersebut merupakan anggur berbiji. Kalau biasanya dijual dengan kisaran harga Rp50 ribu sampai Rp55 ribu per kg namun baru-baru ini dijual di Kota Jambi dengan harga Rp40 ribu per kg," katanya.

Adanya selisih harga itu, bisa diduga karena tingginya produktivitas dan rendahnya biaya produksi. Pula ada buah panen raya di negara asal buah anggur tersebut.

"Lokasi penjualan anggur umumnya dijual di pinggir-pinggir jalan. Dampak penjualan anggur tersebut, tentunya sangat berpengaruh terhadap penjualan yang berada di supermarket dan swalayan," kata Yuhelza.

Muslim di China

Pemerintah China Berusaha Melakukan 'Konfuniasisasi' Islam di Tiongkok?

Mereka diduga mempromosikan gagasan bahwa Konfusianisme dan Sufi itu serupa, dan menganjurkan adanya hubungan antara Islam dan Konfusianisme.

img_title
VIVA.co.id
7 November 2024