Demo Mahasiswa Papua Tolak Pertemuan IMF di Bali Diadang Pecalang
- VIVA/Bobby Andalan
VIVA – Massa mahasiswa Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Bali yang berdemonstrasi di Denpasar, Bali, pada Kamis, 11 Oktober 2018, membubarkan diri setelah diadang oleh pecalang (satuan pengamanan desa adat) dan perguruan Sandhi Murti.
Aksi yang rencananya digelar di depan kantor Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Denpasar itu dipaksa mundur setelah pecalang dan Sandhi Murti. Mahasiswa memulai aksinya dengan berjalan dari parkir timur Lapangan Renon.
Unjuk rasa itu untuk menolak pertemuan IMF-World Bank Dunia dan beberapa tuntutan lain. Menurut Jeeno Dogomo, koordinator aksi, pertemuan IMF-World Bank sarat intervensi. "Kami menolak pertemuan IMF-World Bank dan menuntut diberikan kebebasan dan hak menentukan nasib sendiri sebagai solusi demokratis bagi rakyat Papua," kata Jeeno.
Namun, aksi mereka tak berlangsung lama lantaran datang sekitar 20 orang dari satuan pecalang dan perguruan Sandhi Murti. Kedua lembaga itu meminta massa demonstran yang berjumlah sekitar 50 orang itu membubarkan diri.
Sempat terjadi cekcok lantaran mahasiswa memaksa untuk tetap menggelar aksi. Setelah situasi tak kondusif, massa memilih membubarkan diri untuk menghindari kericuhan. Mereka lalu kembali ke titik semula berkumpul di parkir timur Lapangan Renon.
Selain sempat berorasi dan meneriakkan yel-yel, mahasiswa juga membawa spanduk bertuliskan 'Tolak AM IMF-WB, Hak Menentukan Nasib Sendiri sebagai Solusi Demokratis Bagi Bangsa Papua', 'Tolak, Tanah untuk Rakyat Bukan untuk Investor', 'Tolak, Bubarkan IMF-World Bank' dan 'Hentikan Intimidasi Kepada Rakyat'. (ase)