Ada Pertemuan IMF-World Bank, Bali Siaga I
- VIVA/Bobby Andalan
VIVA – Annual Meeting IMF-World Bank akan digelar pekan depan. Pertemuan yang akan dihadiri sekitar 18 ribu delegasi dari 128 negara itu akan diselenggarakan 8-14 Oktober 2018 di Nusa Dua, Bali.
Segala persiapan menyambut event akbar itu telah rampung dilakukan. Untuk menjaga kondusivitas pada pelaksanaan Annual Meeting IMF-World Bank, Polda Bali memberlakukan status Siaga I.
“Ya betul (status Siaga I). Sudah sejak awal Oktober (status Siaga I diberlakukan),” kata Kabid Humas Polda Bali, Komisaris Besar Polisi, Hengky Widjaja saat dihubungi VIVA, Jumat 5 Oktober 2018.
Hal senada diungkapkan oleh Wakil Direktur Intelkam Polda Bali Ajun Komisaris Besar Polisi Dwi Wahyudi saat bersilaturahmi ke Kantor DPD Partai Demokrat Bali.
Ia mengingatkan, jelang pertemuan IMF-World Bank, status Siaga I sudah mulai diberlakukan. Itu artinya, sekecil apapun gangguan yang akan berpengaruh pada penyelenggaraan pertemuan IMF-World Bank akan disikapi serius oleh aparat kepolisian.
“Apalagi di sisi lain, ada Asian Para Games. Jadi, ada dua agenda internasional di Indonesia. Keduanya harus sukses. Gangguan sekecil apapun kami berharap tidak terjadi,” ujar Dwi Wahyudi.
Sebelumnya, Dwi Wahyudi menilai hingga saat ini situasi masih kondusif, aman, dan terkendali. Kendati situasi masih terkendali, diakuinya tetap ada kekhawatiran, terutama terkait munculnya ajakan dan seruan dari kelompok tertentu untuk menggagalkan pertemuan IMF-World Bank.
“Entah apa tujuannya. Kelompok ini tidak ingin terlaksananya pertemuan IMF-World Bank. Kami khawatir, tapi kami optimis pertemuan ini bisa dilaksanakan. Kita harus kawal pertemuan besar ini, karena kemungkinan 500 tahun lagi baru pertemuan serupa digelar di Indonesia. Jangan sampai pertemuan ini dikotori dengan hal-hal yang memalukan,” ujarnya.
Menurut Dwi Wahyudi, sekitar 27 ribu delegasi hadir dalam pertemuan IMF-World Bank ini. Itu akan berdampak positif bagi perekonomian Bali.
“Ada 27 ribu tiket sudah dipesan. Akan ada minimal 27 ribu piring nasi yang mereka makan di sini. Dan 27 ribu orang ini memberikan pajak ke kas negara. Tapi masih saja ada oknum yang tidak mendukung pertemuan IMF-World Bank ini,” ucapnya.