Pendeteksi Tsunami Ratusan Miliar Rusak, Peringatan Bencana Tak Akurat
- bbc
Merujuk Duta Besar Jerman untuk Indonesia pada 2014, Georg Wistchel, paket itu berharga sekitar Rp610 miliar.
Sementara itu, tiga buoy lainnya didapat Indonesia dari Amerika Serikat dalam sistem (DART).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membenarkan, seluruh alat deteksi tsunami tersebut kini tak lagi berfungsi. Anggaran yang terbatas diklaim sebagai salah satu pemicu persoalan itu.
Namun Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, menyebut yang pernah terpasang di Indonesia tidak dikelola institusinya, melainkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Rahmat berkata, ketiadaan buoy mengharuskan BMKG memprediksi potensi tsunami pasca gempa berdasarkan metode pemodelan. Artinya, perkiraan tsunami itu dihitung dalam perangkat lunak, berdasarkan pusat kedalaman dan magnitude gempa.
"Dulu skenarionya, data mendukung BMKG. Kalau data itu ada, maka level peringatan tsunami kami akan semakin tegas."
"Misalnya ada gempa di selatan Jawa. Sebelum tsunami sampai ke pantai, data gelombang akan tercatat di sensor yang dipasang di dasar laut," ujar Rahmat saat dihubungi via telepon.